Bu guru melanjutkan memanggil nama murid untuk diimunisasi. Semua murid tidak ada yang menjawab malah saling dorong karena tidak mau namanya dipanggil. Bu dokter pun tersenyum melihat tingkah mereka.
"Ayo siapa yang berani diimunisasi?" bujuk Bu guru.
"Saya Bu." Puspa memberanikan diri.
Sementara itu Bu dokter sibuk mempersiapkan jarum suntik yang baru, kemudian mengisinya dengan cairan dari dalam botol kecil.
"Siapa namamu, sayang?" tanya Bu dokter.
"Puspa, Bu dokter."
"Nama yang cantik, Puspa." ucap Bu dokter.
Bu dokter hati-hati sekali menyuntik di bagian atas lengan Puspa kemudian mengusapnya dengan kapas berbentuk bulat yang sudah diberi alkohol untuk mensterilkan bekas tusukan jarum suntik. Puspa meringis menahan sakit.
"Wah Puspa pintar sudah berani disuntik, Siapa lagi yang berani?" tanya bu dokter.
"Ayo Bunga kamu pasti berani." bujuk Puspa mendekati sahabatnya.
"Katanya tidak sakit, mengapa kamu meringis?" tanya Bunga.