Mohon tunggu...
Jezycha Aprilia
Jezycha Aprilia Mohon Tunggu... Freelancer - Salatiga, Jawa Tengah

UKSW'18

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelatihan Budidaya Sereh "Perawatan Mudah, Keuntungan Melimpah"

11 April 2019   16:43 Diperbarui: 11 April 2019   20:53 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selanjutnya pembibitan, yaitu dengan 2 cara yaitu cara pertama batang serai direndam kemudian campur dengan zat perangsang akar. Setelah itu semai ditempat yang teduh terlebih dahulu sebelum benar-benar  hidup dan mengeluarkan daun baru sebelum nantinya dipindahkan di lahan pembesaran.

Cara kedua yaitu membeli benih dipasar lalu menggunakan campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Wadah semai ini bisa menggunakan pot/polybag atau apapun dan simpan media semai besertasereh yang disemai ditempat yang teduh.

Lalu proses penanaman tanamlah dua batang sereh pada tiap-tiap lubang bedengan yang masing-masing lubang berjarak 50 cm, nantinya akan terjadi sereh berubah menjadi rumpun sereh dengan daun berjumbai-jumbai. Kemudian proses penyulaman yaitu setlah satu atau dua minggu dari masa penanaman dikhawatirkan ada tanaman sereh yang mati maka tanaman sereh yang mati harus segera diganti agar hasilnya nanti juga sangat memuaskan.

Selanjutnya proses penyiangan yaitu setiap dua bulan sekali tiap-tiap rumpun sereh dicek dan batang sereh yang sudah tua dan mati diambil. Kemudian tahap perawatan yaitu mencakup penyiraman, pencabutan gulma/ rumput pengganggu serta pemupukan tambahan. Lalu proses pemanenan yakni ada dua jenis yaitu, dengan mengambil akar-akarnya atau hanya dipotong daunnya saja dengan meningggalkan batang bawah sepanjang 5cm.

Umumnya panen pertama ini dilakukan ketika sereh mencapai usia 5-6 bulan setelah itu panen kedua hingga keempat atau kelima dilakukan setiap tiga bulan sekali. Setelah panen kelima ini, baiknya dilakukan penanaman awal lagi karena jika sereh terlalu banyak anaknya maka justru tidak produktif.

Panen terakhir  dalam satu rangkaian fase sereh merupakan pemanenan dengan mencabut sereh hingga ke akar-akarnya. Batang sereh yang sudah kering bisa dibuang atau dijadikan pupuk, sementara batang sereh muda bisa dijual ke pasar atau dijadikam bibit baru untuk penanaman selanjutnya.


Jika sereh daunnya saja yang dipanen maka batang-batangnya harus dirawat apalagi yang masih tertanam ditanah dengan cara menyiram secara rutin dan memberikan pupuk tambahan. Pupuk ini bisa organic maupun pupuk kandang dengan cara menaburkan atau menyiramkan pupuk tersebut diarea sekitar sereh. Setelah panen terakhir lakukanlah peremajaan lahan dengan cara menggemburkan ulang sekaligus memberikan tambahan pupuk kandang sehingga tanah untuk menanam sereh selalu gembur dan kaya unsur hara.

Meskipun harga sereh tidak terlalu mahal, namun karena kemudahan dan murahnya biaya penanaman maka budidaya sereh bisa menghasilkan keuntungan. Harga sereh di pasaran tidaklah stabil, namun harga daun yang dijadikan minyak adalah 1000-2000 rupiah per kg. Satu hektar lahan bisa berisi 10 ribu rumpun sereh  dan menghasilkan setidaknya 10 ton daun sereh. Jika setiap kilogram daun sereh dihargai 1000 rupiah saja, maka dalam lima bulan pertama dan selanjutnya tiga bulan sekali kita akan mendapatkan uang sebesar 10 juta. Belum lagi kalau kita menanam batang sereh . Satu hektar lahan bisa kita ambil setidaknya 50-70 ton  setiap 17 bulan sekali, jika satu kilogram batang sereh berkisar mulai dari 10 ribu rupiah maka katakanlah jika 50 ton  dengan harga 10 ribu per kg  kita dapat mendapatkan 500.000.000 rupiah.

Inilah alasan kenapa kita harus mencoba untuk mecari penghasilan dari budidaya sereh selain perawatan yang mudah hasilnya juga melimpah.Tentu hal inilah yang dicari oleh petani sehingga dengan menjadi petani sereh maka kesejahteraan dalam kehidupan akan selalu meningkat.

Sumber :

Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung : Penerbit ITB.

Harris, R. 1987. Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta : Penebar Swadaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun