Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Senyum Indah Sindara

2 Mei 2018   13:20 Diperbarui: 2 Mei 2018   13:26 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyum itu

Begitu indah

Mengalahkan indahnya

Bunga-bunga di Puncak Sindara

Dari bumi kalimantan pendakian ini aku mulai. Menuju Kota Purwakarta terlebih dahulu untuk bertemu seorang teman yang selanjutnya menggunakan kereta api jurusan Kota Purwakerto -- Jawa Tengah. Pendakian kali ini, aku bergabung dengan Komunitas Narkopian, satu komunitas dengan ciri khas ritual ngopi untuk merekatkan pertemanan.

Meet up di stasiun kereta, perjalanan selanjutnya menuju Kota Wonosobo dan beristirahat sejenak di sebuah desa dataran tinggi dengan udara yang sejuk. Pagi harinya, sebelum memulai pendakian, kami berbelanja kebutuhan terlebih dahulu di pasar tradisional yang tak jauh dari rumah Mas Sinyo, tempat kami menginap.

Matahari setinggi galah, kami menumpang kendaraan jenis pick up untuk memulai pendakian. Jumlah pendaki kali ini adalah 12 orang. Tak butuh waktu lama untuk mengakrabkan diri dengan komunitas ini, terutama sang komandan Kang Ay, sangat friendly dan pandai mencairkan suasana.

Gunung Sindara, atau biasa dikenal dengan nama Sindoro adalah gunung berapi tipe strato yang berada di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung dengan ketinggian 3.136 mdpl ini memiliki puncak gunung yang luas, sehingga mendirikan tenda di puncak ini masih menjadi pilihan, selama tidak terlalu dekat dengan bibir kawah yang menyebarkan aroma belerang pekat.

Foto taken Tim Narkopian
Foto taken Tim Narkopian
Ada dua jalur pendakian untuk mencapai puncak sindara. Jalur Kledung adalah jalur yang paling sering dipilih pendaki, sementara Jalur Tambi, biasanya digunakan sebagai jalur turun karena medannya yang lebih curam. Kami, memilih Jalur Tambi sebagai jalur pendakian kala itu.

Foto taken Tim Narkopian
Foto taken Tim Narkopian
Hamparan luas kebun teh tambi laksana greencarpet menyambut para selebritas menuju pentas. Dari awal pendakian, garis akhir perjalanan terlihat jelas menantang. Gunung ini tak memiliki vegetasi yang rindang. Jalur menanjak sangat curam dengan badan jalan selebar bahu yang bidang. Tanaman sepinggang dengan bebatuan yang tak tertanam, mengharuskan kami terus memperhatikan gerak langkah agar tak terjatuh oleh medan yang rapuh. Berjalan beriringan, tanpa ada yang tertinggal dan terpisah dari rombongan.

Foto taken Tim Narkopian
Foto taken Tim Narkopian
Foto taken Tim Narkopian
Foto taken Tim Narkopian
Dari awal, Fara terlihat kurang prima di pendakian kali ini. Kurangnya persiapan, aktivitas perkantoran yang tak renggang, membuat badan seakan tak siap untuk memanggul beban. Fara berjalan pelan dengan selalu didampingi beberapa teman. Pendaki yang berjalan di depan, mengatur ritme dengan duduk bersantai menunggu jarak kembali mendekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun