Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Fix! Tahun ini Kami Mudik Online Berbekal 3 Hal

16 Mei 2020   22:20 Diperbarui: 16 Mei 2020   22:22 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, tibalah kita kepada poin terakhir yaitu menyusun serangkaian kalimat ucapan lebaran. Hal ini terkesan sepele namun sebenarnya penting. Bayangkan saja, semenjak aplikasi chat serta sosmed merajalela, kita dihujani dengan forward-an atau copy paste ucapan lebaran yang menjemukan.

Saya curiga ucapan-ucapan tersebut datang dari satu orang dan di copy paste oleh jutaan orang. Padahal model copy paste seperti itu hanya akan mendapat tanggapan copy paste-an juga. Jadilah perang copy paste ucapan lebaran. Duh, sungguh tak kreatif dunia ini.

Sebagai penganut anti copy paste ucapan lebaran, saya samban tahun berupaya keras untuk membalas satu per satu tanpa copy paste-an. Misalnya saja ketika salah seorang teman mengirim ucapan : " Mata dapat salah lihat. Kuping dapat salah dengar. Mulut dapat salah bicara. Hati dapat salah sangka. Jadi maafkanlah salahku. Selamat Idul Fitri 1441 H/2020" yang notabene adalah pesan sejuta umat, maka saya akan memilih untuk membalasnya dengan kata-kata seperti, "makasih ya Dewi, sama-sama kalau saya ada salah sekeluarga mohon dimaafkan, btw masih kerja di Jakarta?"

Balasan seperti itu lebih mengena karena merasa lebih dihargai dan seringkali banyak mendapat balasan lebih lanjut. Berbeda hal jika kita membalasnya dengan pesan broadcast yang mana hanya sekadar lewat dan malah cenderung di abaikan.

Jadi selain dari pada alamat tujuan dan alat menuju tujuan, pesan yang dibawa ke arah tujuan pun sangat penting. Di sinilah kita uji dalam hal kemampuan merangkai kata serta tingkat kepekaan terhadap teman maupun saudara.

Poin ini juga termasuk kepekaan kita dalam memutuskan, apakah perlu menelfon orang yang bersangkutan ataukan cukup sebatas mengirim pesan.

Itulah tadi hal-hal yang harus diperhatikan ketika mudik online ala saya. Tentunya kita semua berharap mudik online ini bisa lancar dan bermakna. Semoga keberkahan mudik kali ini tak kurang seperti mudik tahun- tahun sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun