Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Honor Menulis, Seribu Rasa Sejuta

6 Februari 2020   17:29 Diperbarui: 8 Februari 2020   14:06 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : intisari.grid.id

Gaji dari perusahaan adalah hasil jerih payah keringat selama satu bulan. Rasanya biasa saja, seperti menerima sebuah hak yang memang sudah sepatutnya kita terima.

Tapi gaji dari menulis itu beda. Ibarat kita sudah merasa senang karena pacar segera datang dan begitu datang, si pacar malah membawa rangkaian bunga. Begitulah gambaran hobi yang dibayar. Kalau istilahnya anak mobile legend, double kill!

Karena itu pula, setiap seribu rupiah yang saya terima dari hasil menulis rasanya seperti sejuta.

Soal "hidup dari hobi" tentunya setiap orang tergiur untuk mendapatkannya. Begitu pula saya. Beberapa kali memaksakan diri untuk mengejar rating tulisan, yang malah berakhir dengan writer's block. 

Saya kehilangan semuanya. Hobi hilang, perasaan bahagia hilang, uang pun tak didapat. Setiap kali merasa begitu saya jadi ingat, bahwa menulis itu sendiri adalah sebuah kebahagiaan. Saya sudah dibayar sejak dari kalimat pertama.

Menulis juga adalah kelegaan, seperti proses manusia mengeluarkan tinja dari dalam tubuhnya. Lega dan plong.  Menulis adalah mengurai keresahan, itulah mengapa kita merasa bahagia dan lega ketika berhasil menuangkan ide ke dalam sebuah tulisan. 

Menulis juga adalah sebuah kontrol diri. Ketika orang-orang sering melabuhkan umpatan dan uneg-uneg ke sosial media dengan kata-kata tak beraturan, kita memilih untuk menyusun kalimat-kalimat yang lebih runut, komprehensif dan juga melakukan proses pengendapan.

Jadi, ketika tanpa sadar saya kembali memaksakan diri dan tergiur untuk mengejar rating, saya tanya kembali kepada diri sendiri, "untuk apa saya menulis?" bukan apa-apa, saya hanya tak mau kehilangan semuanya.

Akhir kata, terima kasih kompasiana yang telah memberi wadah, kompasioner yang memacu semangat diri ini untuk terus menulis dan terima kasih kepada semuanya. Nominal yang saya dapat nantinya akan saya labuhkan ke toko buku untuk menebus beberapa judul yang sudah lama saya incar. 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun