Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dapur dan Lelaki yang Suka Mendengar

28 Februari 2018   22:33 Diperbarui: 7 Maret 2018   11:31 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dapur, suami banyak sekali bertanya, katanya mengapa ada bumbu yang diiris tapi juga yang dihaluskan/tumbuk? Mengapa ada sambal yang digoreng dulu baru diuleg dan ada yang diuleg dulu baru digoreng? Apa bedanya tempe yang digoreng pakai tepung beras dan tepung terigu? Ia bertanya dengan detail, seolah ingin beralih profesi menjadi chef.

Saat menggoreng kentang ia akan terus melirik jam dinding. Asumsinya, masing-masing per gorengan akan disamakan waktunya. Jika gorengan awal membutuhkan waktu lima menit agar bisa matang maka yang berikutnya akan ditiriskan setelah lima menit. Begitu seterusnya.

Hahaha...

Saya jelaskan padanya, "Mas, cukup dilihat saja dan dirasakan ini sudah mulai kecokelatan atau belum. Tidak perlu pakai waktu begitu. Lagian tingkat kepanasan minyak berbeda antara yang awal dan yang setelahnya," ucap saya kala itu.

Dengan model memasaknya yang seperti itu, saya yakin ia pasti suka jika saya ajak memasak kue yang bahannya ditakar secara teratur. Saya pribadi kurang suka memasak dengan model seperti itu. Bagi saya memasak hanya soal perasaan dan kira-kira. Dan benar, pertama kali saya ajak dia membuat bolu kukus ia langsung mahir, bahkan sekarang saya sendiri lupa bahan-bahannya, sementara dia masih ingat betul.

DOC.PRIBADI
DOC.PRIBADI
Dia cukup puas dan bangga dengan bolu pertamanya. Setelahnya, saat weekend tiba, dia akan bertanya, "bagaimana kalau aku buatkan bolu?" Rasanya bangga sekali menjadi satu-satunya orang yang menguasai cara membuat bolu di rumah kecil kami.

Hari kasih sayang tahun ini ia habiskan di luar kota, tapi ia berjanji akan menggantinya di kemudian hari. Dan benar, dua hari setelahnya pintu rumah saya di ketuk,

"Assalamualaikum...." wajahnya muncul dari balik pintu.

"Kamu lagi masak apa?" tanyanya saat melihat saya sibuk di dapur.

"Sayur bayam, tempe sama sambel doang, nggak papa, kan?"

"Waaa, seger kayaknya..." Ia selalu saja berkata "waaa" terhadap apapun yang saya masak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun