Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... lainnya -

Tamat ABA thn. 1978, kemudian mengajar bhs.Inggris di Surabaya, Jakarta dan Tangerang. Sekarang berdiam di New York City dan Fredericksburg, Virginia USA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cap Goh Meh di New York City

14 Februari 2017   02:15 Diperbarui: 14 Februari 2017   12:00 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang keturunan Tionghoa Makassar, saya tentu  tidak asing dengan perayaan Tahun Baru Imlek.Buat kami, Tionghoa totok dan  peranakan, segenap anggota keluarga, baik keluarga dekat, maupun keluarga jauh wajib  menyambangi  Engkong/Popo (Opa/Oma).Seingat saya,begitu tiba disana cepat2 kami ngepalkan kedua tinju(soja) kemudian membungkuk sedikit seraya berkata pelan:"Pae-pae".Kedua kata ini sebenarnya  tidak kami ketahui artinya.Mungkin berarti "Selamat Tahun Baru Imlek,"Setelah mendelik kedua wajah tetua kami yang tersenyum kecil, pandangan  kami alihkan  ke arah susunan amplop merah menyala di atas meja.

Sudah menjadi tradisi di negeri kami, Indonesia, bahwa pada setiap perayaan Tahun Baru Imlek, para tetua menyediakan hadiah semacam ini buat ke turunannya,kemudian setelah semuanya pada ngumpul, maka acara makan sepuasnya di mulai. Hari besar ini juga  di meriahkan dengan berbagai macam ritual ke agamaan di segenap penjuru kota, maklum kotanya kecil.Ada juga pagelaran "Barongsai", sebuah tarian dengan replika naga yang terbuat dari kertas, dan di mainkan puluhan penari  lincah  meliuk-liukan tubuh naga mengikuti irama  genderang berbunyi.....  dung......dung.....ceng......., dung.....dung.....ceng......."

Pada hari  Sabtu lalu, 12 Feb 2017, kebetulan kami, berdua istri, berada di kota Flushing, kecamatan Queens, New York City.Kota yang mayoritas penduduknya adalah China, menampilkan kebudayaan yang berbeda dengan negri dimana mereka berpijak.Dan karena perbedaan  itulah hingga banyak menarik penduduk di sekitarnya buat dolan kesini.Budaya mereka bisa kita lihat, misalnya tempat tongkrongan makan Chinesefood diatas bangku dan meja sempit berdesakan.

Beli sayuran diatas ukuran piring seharga $ 1.00,Tawaran pijat kaki di ruang sempit sebesar $ 18.00/jam.Jualan pakaian dingin diatas trotoar dengan harga miring. Juga jualan bermacam CD, termasuk yang porno seharga $ 1- $ 3.00.Pendeknya kalau mau enjoy datang aja kesini, semua bisa didapatkan dengan harga murah.

Ketika kami sedang asyik liha2 kami di kejutkan dengan sirene polisi dengan cahaya lampu isyarat mereka ber-putar2 diatasnya.Di belakang mobil terlihat parade dengan pakaian khas China.Saya terkejut dan berpikir:"Ada apa gerangan yah?"Barulah saya ngerti setelah di bisiki istri:"Itu kan parade Cap Goh Meh.Jatuhnya hari ini kan?" 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Sejenak saya teringat di kampung lagi, bayangan demi bayangan melintas cepat di kepala saya membuat saya tersenyum sendiri.Tanpa saya sadari parade telah berlalu di depan kami.Terlihat jelas disini keberadaan orang China, di apit, di kawal oleh bagian ke amanan berkulit putih, berbagai bangsa orang Spanish, maupun orang  Afrika/Amerika.Rasa kebersamaan dan bersatu nampak jelas di kota ini.Terasa amat menyejukkan di tengah hantaman musim dingin.

Masih teringat suasana tanah air di hari Cap Goh Meh, sebagai penutup Tahun Baru Imlek dimana hidangan lontong Cap Goh Meh masih panas2 dihidangkan di depan kami, saya ngajak istri buat santap dulu sekitar situ, cari menu yang mirip2 dengan yang itu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun