Mohon tunggu...
Tri Haryanto
Tri Haryanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Tulisen Opo sing neng pikir kan latimu

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Membatik Generasi Penerus

26 Januari 2021   21:34 Diperbarui: 26 Januari 2021   21:42 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pixabay.com

Saat Matahari mulai tersenyum, embun pagi mulai menguap, gerak langkah roda menuju tempat aku menanam benih-benih ilmu. Lima kota dan kabupaten ku sebrangi untuk mengukir generasi bangsa. Jauhnya langkah menuju tempat tersebut tidak menyurutkan jiwa untuk mendidik penerus negeri, penyambung estafet kehidupan.

Pandangan mata selalu tertancap menuju ke suatu tempat, dimana berkumpulnya para penuntut ilmu dari seluruh penjuru nusantara. Mereka datang di desa pinggir Bengawan Solo untuk menuntut ilmu. Aku tak akan menyia-nyiakan mereka. Mereka harus menjadi generasi yang berilmu dan berkarakter.

Untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah. Sebuah cita-cita membentuk generasi yang berilmu dan berkarakter. Aku rajut langkah untuk menggapai cita. Aku rengkuh jiwa untuk membangkitkan Gelora. Menjadikan menuntut ilmu yang berat menjadi terasa ringan. Cita-cita yang tertancap di langit seakan sulit digapai akan terasa mudah disertai dengan semangat. Tujuan yang yang mulia tidak akan bisa terealisasi tanpa disertai dengan rajutan niat dan untaian jiwa untuk menggapainya.

Generasi muda yang pergi jauh ke sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo untuk mengangkat kebodohan pada dirinya. Untuk membalut jiwa dengan karakter yang mulia. Sebuah cita-cita besar yang harus disambut oleh guru-guru yang siap memoleskan ilmu dan karakter. Memoles dilembaran kain putih yang polos. Kain yang siap dilukis dan diberi corak sesuai dengan karakter oleh guru.

Kain putih dan polos akan berubah menjadi kain yang berkarakter. Karakter seperti apa yang akan membentuk kain tersebut, tergantung  Guru yang melukisnya. Tarian tangannya yang memegang canting akan memberikan karakter dan nilai dikain putih nan polos tersebut. Canting yang melenggak-lenggok melukis karakter di atas kain putih, sebuah lembaran yang siap dibentuk sesuai keinginan dan kemampuan sang guru dalam membatik.

Indahnya tarian canting di atas kain putih tersebut tergantung pemiliki jari-jari yang menggoyangkannya. Seperti apa yang dia inginkan,  itulah yang tercermin di kain putih yang telah berubah menjad kain tidak putih polos lagi.

Kemampuan guru akan mempengaruhi hasil goresan canting. Guru tidak akan mampu memberikan karakter yang bagus kalau jiwanya tidak memiliki karakter yang bagus. Goyangan canting yang di ujung jarinya adalah cerminan karakter dirinya. Untuk menghasilkan sebuah goresan canting dengan karakter yang luar biasa, maka ia harus mengukir jiwanya dengan karakter yang luar biasa pula.

Goyangan canting di atas kain putih juga bisa mengakibatkan kain tersebut tidak bermakna dan rusak . Ketika pemegang canting tidak berhati-hati, tidak bekerja sesuai dengan yang seharusnya. Malam yang di atas Canting bisa tertumpah di atas kain yang akan memberikan corak yang tidak memiliki makna dan arti. Begitu pula seorang guru ketika dia membatik siswa. Kemampuan dia dalam mendidik akan mempengaruhi hasil didikannya.

Sebuah pepatah mengatakan, tidak punya maka dia tidak bisa memberi. Maknanya, seseorang yang ingin memberi sesuatu, maka ia harus memilikinya. Begitupula seorang guru, dia mau mendidik murid supaya berilmu maka hendaklah ia berilmu. Dia tidak akan bisa memberikan ilmu tanpa ilmu itu ada digenggamannya.

Begitu pula seorang guru ingin membentuk muridnya menjadi murid yang berkarakter. Maka dia tidak akan mampu menciptakan murid yang berkarakter kalau dirinya tidak berkarakter. Maka hal yang penting dan perlu diperhatikan bagi seorang guru. 

Sebelum ia membatik kain putih tersebut, hendaknya Ia memiliki ilmu tentang perbatikan, ilmu tentang cara membatik, dan ilmu bagaimana menghasilkan batik yang memiliki karakter dan nilai. Hendaknya seorang guru dia tidak berhenti belajar. Dia harus tetap selalu menambah ilmu. Selalu berusaha membentuk karakter dirinya menjadi karakter yang terbaik.

Seorang murid akan belajar dari ilmu yang disampaikan dan perilaku yang diperbuat guru . Justru pelajaran yang lebih besar ketika menuntut ilmu adalah melihat bagaimana seorang guru mengimplementasikan ilmunya. Kadang ilmu yang berkesan dihati siswa, ia dapatkan tidak waktu proses pembelajaran, melainkan disaat-saat kehidupan sehari-hari bersama sang guru. Murid akan melihat dan merekam apa yang diucapkan dan dilakukan oleh gurunya. Hal yang dilihat dan didengar itu menjadi pelajaran yang lebih berharga bagi murid dibandingkan pelajaran dikelas

Di saat roda sepeda motorku telah menyapu halaman sekolah. Sekolah yang terhampar di tengah Pesawahan nan hijau. Wajahku tersenyum melihat murid-muridku yang siap belajar. Apakah di pagi hari ini aku mampu memberikan goresan di kain putih yang akan berkesan sampai akhir hayat nanti. Sebuah goresan yang akan memberikan manfaat bagi muridku di kemudian hari. Suatu ukiran canting yang membentuk karakter siswaku sampai akhir hayat nanti.

Sebuah harapan besar akan terbentuk dengan langkah-langkah yang aku rajut di saat ini. Apa yang aku lakukan disaat ini yang akan membentuk kepribadian dan keilmuannya di masa yang akan datang bagi siswaku. Apakah aku ingin menyia-nyiakan niat mereka datang untuk mendapatkan ilmu dan goresan karakter. Tentulah tidak.

Aku tak ingin menyia-nyiakan mereka. Aku ingin menopang cita-cita mereka hingga terwujud di masa yang akan datang. Hal inilah yang membangkitkan jiwaku untuk selalu belajar dan mengubah karakter diri. Supaya menjadi guru yang terbaik bagi murid-muridku. Guru yang mampu menuangkan ilmu dan menggoreskan karakter pada peserta didikku.

Lima kota dan kabupaten telah kulalui setiap pagi untuk menggapai cita dan asa. Untuk menggoreskan tinta di kain putih menjadi berkarakter dan bernilai

Sekolahanku Surgaku

Pinggir sungai Bengawan Solo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun