[caption id="attachment_147037" align="aligncenter" width="440" caption="David Ferrer berlutut dan berteriak panjang setelah berhasil memenangkan pertarungan melawan jenderal lapangan Argentina Juan Martin del Potro 6/2, 6/7(2), 3/6, 6/4, 6/3, Jum"][/caption] Melalui perjuangan heroik David Ferrer dalam pertandingan melawan jenderal Argentina Juan del Potro, [caption id="attachment_147041" align="alignright" width="300" caption="Petenis Argentina Juan Martin del Potro merenungi kekalahannya sambil menutup muka."][/caption] Spanyol mengakhiri hari pertama Final Davis Cup dg keunggulan mutlak 2-0. Ferrer yg diturun di partai kedua ketinggalan dulu 1-2, karena del Potro berhasil membalikkan keadaan dg merebut set kedua dan ketiga setelah kalah di set pertama, namun pada kondisi ini del Potro nampak kelelahan dan nerves hingga melakukan double fault diposisi kritis set keempat hingga kalah dan skor menjadi 2-2 hingga harus dilanjutkan dg set penentuan yg akhirnya dimenangi Ferrer dg skor akhir Ferrer menang 6-2, 6-7(2), 3-6, 6-4, 6-3. Ferrer berlutut dan berteriak panjang setelah memenangi pertandingan yg memakan waktu hampir 5 jam ini.
Di partai pembuka seperti yg diperkirakan Nadal telah kembali pulih setelah beristirahat hampir dua minggu setelah kegagalannya diturnamen akhir tahun ATP, hingga dg mudah memenangkan partai pertama 3 set langsung dg skor mutlak 6-1, 6-1, 6-2 atas tunggal kedua Argentina Juan Monaco yg secara peringkat memang tertinggal jauh dari Nadal Nadal (2 ATP) Monaco (26 ATP).
Dg hasil ini Spanyol bisa menyelesaikan pertandingan hari ini bila Feliciano Lopez dan Fernando Verdasco mengalahkan pasangan Argentina David Nalbandian dan Eduardo Schwank untuk merebut Piala Davis yg kelima kalinya setelah tahun 2000, 2004, 2009, dan 2010, kalaupun kalah Spanyol akan mampu meraih satu dari dua partai tunggal tersisa yg akan berlangsung Minggu.
Kalau Argentina mampu membalikkan keadaan dan memenangkan piala Davis maka ini merupakan suatu rekor baru dimana tim yg telah tertinggal 0-2 berhasil menang, kondisi ini baru sekali terjadi tahun 1939 ketika Amerika juara setelah ketinggalan 0-2 dari Australia.
