Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Merindu Malam Syahdu, Lailatul Qadar

13 Juni 2018   00:03 Diperbarui: 13 Juni 2018   00:15 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan suci Ramadhan sudah memasuki pada sepuluh hari terakhir. Pada fase ini, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hambanya dan membebaskan dari segala siksa api neraka bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan sepenuh hati.

Sepuluh malam terakhir pada bulan suci Ramadhan merupakan malam turunnya Lailatul Qadar. Malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Umat muslim sedunia pada umumnya akan berlomba-lomba dan berbondong-bondong guna memperoleh malam Lailatul Qadar ini.

Mempersiapkan untuk menyongsong malam Lailatul Qadar adalah sebaik baik kegiatan. Namun ironisnya dimalam-malam akhir seperti ini nyatanya masjid menjadi semakin sepi dari jamaah sholat, baik sholat wajib maupun tarawih. Mereka lebih memilih berbondong-bondong ke tempat yang baru, setelah THR jatuh ke tangan mereka masing-masing, masya Allah.

Seorang muslim lagi mukmin yang mencintai Allah dan Rasul nya, pasti merindu dan memanfaatkan malam-malam akhir bulan suci ramadhan dengan "mengais hadiah" dari Allah SWT dengan memperbanyak berbagai amalan yang bisa membuat mereka menuju kejalan Allah.

Malam-malam akhir Ramadhan menjadi sangat syahdu dan merindu bagi mereka yang menginginkan Lailatul Qadar. Malam turunnya malaikat dengan dipimpin langsung Malaikat Jibril atas izin Allah, malam penuh kedamaian hingga turunnya fajar.

Mengetahui dan mengenal malam Lailatul Qadar, sebagai yang disabdakan baginda Rasulullah, yaitu, "Malam Lailatul Qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, langit tidak berawan,tidak ada hujan, tidak ada angin, bintang dilangit tidak bersinar, alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya (suram)", (HR Muslim)

Butuh bekal yang harus kita penuhi dan kita kerjakan untuk menjemput malam yang lebih baik dari seribu bulan ini. Meningkatkan berbagai macam amalan dalam Ramadhan yang semakin menuju penghabisan ini.

Menunaikan dan membayar zakat sebagai bentuk kewajiban yang tidak bisa dilupa beserta dengan perbanyak sedekah sebanyak yang bisa kita keluarkan. Dengan meningkatkan amalan sedekah berarti kita menabung amal jariah, karena harta yang sesungguhnya merupakan harta yang kita keluarkan dijalan Allah.

Meningkatkan Itikaf, Dengan beritikaf dan berdiam diri di masjid dengan tujuan untuk beribadah. Memanfaatkan waktu sebaik baiknya di masjid, bisa menambah sholat malam atau pun meningkatkat tadarus al-quran di masjid dalam rangka beriktikaf yang seutuhnya.

Berpacu dengan kesibukan yang ada, membuat seringnya hal tersebut (tadarus) menjadi hal yang paling sering terlewatkan. Kalaupun sempat, paling-paling selembar dua lembar, minim sekali, jauh dari harapan. Katam dalam satu ramadhan merupakan pencapaian yang senantiasa kuharapkan sejauh ini. Semoga Allah meridhoi harapanku yang satu ini.

Bagaimana cara untuk dapat meningkatkan amalan-amalan sunnah. Menjaga hubungan sebaik baik nya dengan sesama umat, saling menyayangi satu sama lain. Menjaga kerukunan dengan bentuk yang sebaik baik nya juga bagian dari bentuk amalan dalam meraih ridho nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun