Mohon tunggu...
Tukiran ,
Tukiran , Mohon Tunggu... wiraswasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup itu enak banget. Suka gudeg, pecel dan rendang. Hobi ngeblog biar gak goblok. Hobi belajar biar gak kurang ajar. There is Always Something To Be Thankfull

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Tukang Kritik" Tempatnya di Neraka

28 Oktober 2014   20:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Tukang Kritik" Tempatnya di Neraka adalah topik kedua yang saya utarakan di Kompasiana. Topik ini saya anggap perlu karena saat ini sudah banyak sekali orang yang tidak tahu "ETIKA" bagaimana mengkritik. Hasilnya pun bisa di lihat, para tukang kritik itu sudah terjerumus kedalam jurang "MENGHUJAT".

Secara hakiki bahwa Kritik itu seperti "MERPATI Pos, ia akan kembali pulang". ini konsep dasarnya.

Namun pada kenyataanya, kritik adalah proses dimana seseorang melihat kelemahan orang lain, melihat kejelekannya, kemudian menuliskan kejelekan itu di muka publik, menyebarkannya dan menambah-nambahnya. Kritik dalam kategori ini saya menyebutnya sebagai "Tukang Kritik" tempatnya di Neraka.

Sebab kritik yang sifatnya mencari-cari kesalahan orang lain, akan masuk ke ranah DENGKI. dan dengki adalah penyakit hati yang PALING MENGERIKAN. sebab dengki itu "ibarat api memakan kayu bakar".

Seperti bait syair yang saya renungkan beberapa waktu yang lalu selepas sholat Zuhur :

Wahai para pengkritik lihat dirimu dulu

Coba berkaca apa dosa-dosa mu itu

Hitung-hitung dulu apa tujuan hidupmu

Kritik itu ringan bak debu tapi dosa bak gunung semeru

Melihat kesalahan orang itu mudah

Mencoba membuka aibnya juga tak susah

Namun tahukah kamu siapa itu Abrahah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun