Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Max Sopacua Menyindir Jokowi Sampai Lupa Diri

22 Maret 2012   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 3213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://images.detik.com/content/2012/03/21/10/jokowi22.jpg

http://image3.tempointeraktif.com/?id=80427&width=475
http://image3.tempointeraktif.com/?id=80427&width=475
Tampilnya Jokowi menjadi kandidat Gubernur DKI Jakarta 2012 ini membuat kubu Demokrat yang mengusung Foke mulai "kebakaran kumis", terbukti  Waketum PD Max Sopacua melakukan serangan dengan jurus MENYINDIR, entah dipicu dari mana, ia sudah mengatakan kepada media seperti yang saya kutip dari detiknews : ""Apa yang kau cari di Jakarta Jokowi? Ini ibarat sudah punya meja makan main loncat ke meja makan orang,"  Hal ini disampaikan Max kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3/2012). Rupanya si Max Sopacua ini memang lagi COA-COA saja hingga lupa diri bahwa IBARAT yang dipakai sebagai UMPAMA benar-benar mengenaskan alias tak tahu diri. Memangnya hanya Max Sopacua dan Partai Demokrat saja yang memiliki hak menguasai MEJA MAKAN di Jakarta ini? Apakah Max Sopacua ini sudah TERINDOKTRINASI dengan gagasan bahwa individu di luar PD tidak memiliki hak, bahwa supremasi, otoritas moral dan KEKUASAAN TAK TERBATAS adalah milik kelompoknya? Dan orang lain tidak punya signifikansi di luar kelompoknya?

Selanjutnya Max mengatakan, " Jokowi boleh saja sangat dihormati di Solo dan Jawa Tengah. Tapi ada kepentingan apa Jokowi rela meninggalkan tugas sebagai wali kota Solo dan mengadu nasib di Pilkada DKI?" Begitulah kalau sudah LUPA DIRI, hingga Max Sopacua melupakan ASAL USULNYA hingga berlaku USIL, bagaimana kalau apa yang diucapkannya itu dikembalikan ke dirinya sendiri? Untuk apa Max jauh-jauh dari LUAR PULAU meloncat sampai meja makan Jakarta? Bahkan untuk menjadi anggota DPR RI harus meloncat minta dukungan warga JABAR? Adakah yang memasalahkan kelakuan dirinya itu? Sudah tidak sepantasnya di era sekarang ini MEREMEHKAN warga Indonesia yang berasal darimana saja untuk pergi kemana saja, atau untuk menjadi PEMIMPIN di mana saja, apakah si Max Sopacua ini lupa pelajaran Bhineka Tunggal Ika? Saya maklum kalau yang mengatakan orang yang intelegensianya terbatas, karena memang tak punya rasa MEMILIKI dan KEBERSAMAAN, hingga memunculkan pernyataan KONTRADIKSI MEMALUKAN dari prinsip-prinsip dasar negeri ini. "Penggambaran Jokowi sebagai figur yang diharapkan di Jawa Tengah. Dipandang sebagai pemimpin masa depan di Jawa Tengah. Kalau maju di Jateng nggak masalah, tapi angin apa yang membawa dia yang ke DKI?" kata Max heran. Lalu angin apa yang membawa Max sampai ke Jakarta? Angin Mamiri kah? Atau pakai ilmu SAPII ANGIN yang hanya berjalan tiga langkah bisa sampai ke tujuan? Memangnya dengan kuasa apa Max Sopacua mengeluarkan jurus KALAU-KALAU Jokowi maju di Jateng NGGAK MASALAH? Apakah Max Sopacua yang sudah kenyang asam garamnya perpolitikan justru bersuara blunder hingga lupa mekanisme PENCALONAN GUBERNUR? Tak pelak lagi, salah satu kontradiksi terburuk dalam konteks ini sudah dilakukan Max Sopacua yaitu bertindak KONSERVATIF. Menurut Max, Jokowi malah bisa mengecewakan masyarakat Jateng. "Kharisma dia di Jateng apa bisa diterima masyarakat DKI. Dia juga sedang mengemban tugas, dia minta cuti untuk pemilukada, kalau dia tidak menang, perasaan warga Jateng sama dia sudah berkurang. Masyarakat Jateng akan merasa Jokowi merasa lebih penting memimpin orang Jakarta ketimbang masyarakat Jateng," kata dia. Rupanya Max Sopacua sudah melakukan penerawangan bak dukun Ki Joko Sopacua, hingga meramalkan seperti ucapannya di atas itu. Bagi saya, pernyataan Max bagai sepercik potret hitam dalam budaya politik yang menandai runtuhnya kepercayaan rakyat terhadap calon yang akan diusungnya yaitu Fauzi Bowo alias Foke itu. Jangan-jangan Foke memang dijagokan kembali hanya untuk menutupi AIB yang melibatkan partainya? Boleh dong curiga demikian kalau Max saja boleh berkata itu ini seperti di bawah ini.

"Jadi yang diperebutkan memang ambisi. Kalau Foke memang orang DKI dan Nachrowi juga orang Jakarta. Yang lain-lain saya kira ketika hari panas kacang lupa kulitnya," serangnya. Apa ada kriteria untuk menjadi gubernur DKI Jakarta harus orang Jakarta Max? Bagaimana kalau untuk jadi wakil rakyat JABAR harus orang Jawa Barat Max? Anda siap pulang kampung? Atau jadi bintang film Mad Max sexuel ke 4, siapa tahu malah NGETOP daripada repot-repot ngurusin partai dan calon orang lain? Apalagi dengan cara yang tak menunjukkan kapasitas Anda sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat. Apa kita harus maklum kalau bapak yang terhormat Max Sopacua ini lupa diri karena sudah tua? Kadang politik kelicikan yang sering diistilahkan sebagai komunikasi politik sering menyobek jiwa bangsa secara diam-diam dan terang-terangan. Model halus diterapkan dengan diam-diam tapi pasti, tidak kentara. Model kasar jelas dengan terang-terangan, kalau perlu kekuatan. Ujung dari semua ini tidak lain hanyalah ingin STATUS QUO. Silahkan pembaca menilainya sendiri.

Tulisan Sebelumnya :

- Lanjutkan? Tidak! Jokowi atau Faisal Basri Figur Baru yang Layak Memimpin DKI Jakarta? - Akankah Jokowi Lolos Uji Emosi Jadi Gubernur DKI? - Jokowi Dalam Berita, Megawati Mengawasinya - Akhirnya Mobil Esemka Tidak Dipakai Jokowi dan Wakilnya

http://namakuddn.files.wordpress.com/2012/02/batoeghana3.jpg?w=640
http://namakuddn.files.wordpress.com/2012/02/batoeghana3.jpg?w=640
Sumber berita dan illustrasi : news.detik.com, tempo.co, Facebook.com, uanghati.com,namakuddn.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun