Mohon tunggu...
28 selly Atmudah
28 selly Atmudah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Rasa Syukur Budaya Jawa dalam Ritual Selapanan

10 September 2023   19:16 Diperbarui: 10 September 2023   19:57 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bamuskal.plaret.com
bamuskal.plaret.com
Tradisi selapanan ini  merupakan sebuah tradisi yang di laksanakan sebagai peringatan hari kelahiran seseorang yang terhitung menurut penanggalan lahir dalam kalender Jawa atau sering di sebut weton yang berputar setiap lima minggu atau 30 hari di tambanh 6 hari dalam kalender masehi, yang di adakan oleh keluarga yang baru di karuniai seorang anak. Ritual selapanan ini merupakan tahap upacara terakhir dalam menyambut upacara kelahiran bayi. Tujuan dari ritual ini adalah di percaya sebagai ritual untuk merayakan kelahiran bayi, memberikan doa doa baik untuk bayi, serta mengundang kerabat dan tetangga untuk merayakan Bersama. Untuk ritual selapanan ini ada prosesi pelaksanaanya dari awal hingga akhir, yaitu : yang di lakukan terlebih dahulu adalah cukur. Ritual tersebut biasanya di lakukan oleh dukun bayi. Potong rambut ini bertujuan untuk mendapatkan rambut bayi yang benar benar bersih, mereka menyakini bahwa rambut asli adalah bawaan dari lahir yang terkena air ketuban. Selain itu, alasan lainya yaitu supaya rambut bayi bisa tumbuh bagus, oleh karena itu rambut bayi paling tidak di gunduli sebanyak tiga kali. Namun, ada juga Sebagian orang tua yang takut untuk menggunduli bayinyaa maka pemotongan rambut hanya di lakukan seperlunya saja dan acara pemotongan rambut pada acara tradisi selapanan hanya untuk simbolisasi.  Setelah itu di lanjut dengan pengguntingan kuku si bayi. Hal ini merupakan perbuatan ritual.kemudian di susul dengan doa keselamatan yang di pimpin oleh pemimpin selamatan untuk si bayi tersebut. Sesajian yang telah di doakan tersebut kemudian di bawa pulang masing-masing orang orang yang telah di undang. Selain itu, ada juga perlengkapan yang harus di siapkan dalam ritual selapanan tersebut, seperti :
  • Sekul tumpeng gudangan
  • Maknanya adalah mengharapkan kepada roh halus Bernama nyai Mong, Kaki Mong< nyai Bodho,Kaki bodho untuk menjaga keselamatan orang yang sedang mengadakan selamatan.
  • Jenang abang, jenang putih, jenang baro baro
  • Jenang abang melambangkan sebuah harapan kepada orang tua keduanya supaya memberikan maaf segala kesalahan anaknya, jenang putih melambangkan harapan kepada orang tua agar di beri doa restu, jenang baro melambangkan penghormatan pada air ketuban dan ari ari.
  • Jajanan Pasar
  • Perlengkapan ini melambangkan kekayaan.
  • Sekul gelong
  • Melambangkan kegelangan atau kemantapan tekad bulat dalam melaksankan pekerjaan.
  • Sekul asrap-asrapan, yaitu nasi tumpeng tanpa garam melambangkan pikiran dingin.
  •   Sekul gurih, yaitu nasi dimasak yang diberi santan dan garam serta lauknya ingkung ayam, rambak, dan lalapan (petai, jengkol dan sayur-sayuran mentah, seperti; kubis/kol, kemangi dan sebagainya).
  •  Pecel ayam (ayam, santan mentah, dan kemangi). Hal ini mengandung makna gairah dalam mencari makan.
  •  Tumpeng inthuk-inthuk, yaitu nasi tumpeng kecil-kecil bagian ujungnya ditancapi tusukan bawang merah, cabe merah, dan di pinggirnya di beri bunga.Tumpeng itu diletakkan pada daun pisang yang berbentuk conteng. Adapun makna - yang terkandung yaitu kesiap-siagaan dalam menghadapi kesulitan dan cobaan hidup.
  •  Jangan menir (sayur bening dan menir, atau jagung muda yang diiris kecil-kecil). Hal ini melambangkan lenyapnya bahaya (Jawa; nir ing sambikala). Buah pisang melambangkan budi luhur atau derajat mulia.
  •   Kemenyan, maknanya: bahwa kemenyan yang dibakar untuk sarana permohonan sewaktu mengucapkan doa.

Ritual selapanan bayi ini tidak berhenti pada hari hari itu saja, namun pada weton-weton berikutnya juga di laksanakan tradisi yang biasanya di sebut dengan nama bancakan denagn memberikan bubur merah dan putih pada tetangga terdekat saja. Tradisi bancakan tersebut juga bertujuan agar si bayi selalu selamat dari bahaya. Tradisi selapanan bayi ini sering di jumpai di masyarakat jawa, dimana masyarakat jaw aini melakukan selapanan bayi dengan tradisi aqiqahan bayi secara bersamaan. Meskipun dalam dua hal ini pelaksanaan dan tujuanya berbeda namun orang tua si bayi sering melakukanya secara bersamaan. Tetapi mereka tetap mengartikan acara ini memiliki tujuan untuk keselamatan si bayi dan bentuk rasa syukur atas orang tua si bayi.

penabicara.com
penabicara.com

penabicara.com
penabicara.com

Pelaksanaan ritual selapanan ini di lakukan karena turun temurun dari orang tua dan nenek moyang terdahulu.Tidak mengetahui tepatnya kapan tradisi selapanan itu di mulai. Tradisi selapanan ini di percayai bahwa ritual ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur orang tua terhadaap kelahiran sang buah hati dengan membagikan Sebagian rezeki pada tamu undangan sekaligus sebagai permintaan doa restu pada tamu undangan untuk bayinya agar mendapat kemudahan dan di berikan yang terbaik dalam hidupnya. Selain itu, dengan adanya penyelenggaraan ritual ini, dapat juga sebagai salah satu bukti adanya kepatuhan untuk memenuhi aturan aturan yang berlaku turun temurun. Jadi sudah jelas bahwa upacara tradisional dalam kelahiran juga merupakan adat istiadat. Hal ini dapat di buktikan dalam pelaksanaan ritual kelahiran terkandung suatu pandangan, tata krama atau aturan yang tidak boleh di abaikan agar si bayi mendapatkan keselamatan.

klopogondo.kec-gembong.kebumenkab.go.id
klopogondo.kec-gembong.kebumenkab.go.id


klopogondo.kec-gembong.kebumenkab.go.id
klopogondo.kec-gembong.kebumenkab.go.id

Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat di ambil dari pemaparan di atas yaitu, bahwa tradisi selapanan dalam budaya Jawa merupakan sebuah perayaan yang di lakukan oleh masyarakat Jawa sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan yang telah memberikan karunia berupa kehadiran seorang anak yang lahir dengan seTradisi ini memiliki makna sosial dan budaya yang dalam dalam masyarakat jawa.

hat dan sempurna. Pada acara selapananan, keluarga dan teman teman biasanya berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut.Acara ini sering kali melibatkan upacara adat,doa,serta pemberian sesajen atau makanankepada tamu yang hadir.  Tradisi ini menjadi pengingat bahwa manusia harus senantiasa bersyukur kepada tuhan Yang Maha Esa dan senantiasa menjaga hubungan baik dengan masyarakat.  Dampak di adakanya selapanan mewujudkan hubungan timbal balik antar masyarakat dalam bentuk perbuatan yang positif yakni membagikan makanan kepada tetangga sekitar. Selapanan menjadi tradisi yang sarat akan kebaikan, yang mana harus di pertahankan oleh setiap lapisan masyarakat.

Reference :

Acth, Groups Addison et al. 2002. "Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Makna Hidup Pada Pensiunan." Quality Progress 35(13): 84--85.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun