Mohon tunggu...
Hasbi Zainuddin
Hasbi Zainuddin Mohon Tunggu... profesional -

Sedang menjalani rutinitas sebagai jurnalis. dan selalu berusaha menyajikan berita yang mencerahkan dan mencerdaskan. Setidaknya, melanjutkan tradisi para nabi dan rasul yang dijuluki "pembawa kabar gembira."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lelaki yang Menghilangkan "Tapperwer"

17 Maret 2018   06:52 Diperbarui: 17 Maret 2018   07:49 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Syamsuddin menyerah. Dia pun harus mengumpulkan segenap keberaniannya, kemudian memilih diksi yang pas untuk mengatakannya kepada Inna.

"Saya sudah menggunakan segala daya dan upayaku, tapi botol itu tidak ketemu, saya sangat menyesal sayangku," kata Syamsuddin kepada Inna, dengan degup jantung yang lebih cepat, dua hari kemudian.

"Tidak apa, mungkin sudah kehendak Allah. Semoga bermanfaat bagi yang menggunakannya. Saya ke masjid dulu ya, ada pengajian," jawab Inna.

Syamsuddin terkejut. Dia bengong mendengar jawaban istrinya yang kemudian memakai mukena lalu berlalu pergi begitu saja. Tidak biasanya Inna melontarkan kalimat seperti itu. Seharusnya dia mengomel.

Inna memang dalam beberapa pekan terakhir rutin mengikuti pengajian. Entah apa gerangan yang memikatnya. Dalam sepekan terakhir, sejak rutin mengikuti pengajian, jilbanya juga makin lebar, menjuntai hingga bagian pinggul.

Syamsuddin terkesima. Siapapun ustadz, atau ustadzah yang menggelar pengajian itu, dia telah mengubah perspektif istrinya tentang cinta dan memiliki.

Sungguh besar jasa ustadz di majelis itu, yang telah mengubah istrinya menjadi pribadi yang merelakan. Ikhlas. Sebuah nilai yang dirinya sendiri pun sulit untuk membenamkannya ke dalam diri Inna di sepanjang dekade usia pernikahannya. Tetapi ustadz di majelis taklim itu cuma butuh waktu sepekan.

Siapapun dia, Syamsuddin ingin menemuinya, dan menyampaikan terima kasih yang dalam.

Makassar, 17 Maret 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun