Pagi ini, sebelum bel sekolah jam 06.55, apalagi sebelum masuk ruang ANBK, Chenya---temen sekelas gue di XI E---tiba-tiba nyeletuk.
"Lo suka sama Veliex ya?"
Gue yang lagi nyoba fokus ke soal-soal numerasi langsung nengok. "Hah? Siapa?"
"Veliex. Yang dulunya sekelas sama kita, sekarang pindah ke XI D itu loh..."
Gue cuma bisa ketawa kecut. Astaga, Chenya, niat banget kepo. Padahal nih ya, enggak ada urusannya sama suka-sukaan. Serius.
Veliex itu... ya bukan gebetan gue. Jauh. Dia tuh lebih kayak... pengganti sosok bapak kandung gue yang asli.
Gue lanjut, "Bokap gue tuh, yang asli, si paling pensiunan dan pulang dari Karawang-Bekasi (nama kota yang disebut di puisinya Chairil Anwar) dua minggu sekali, atau pas gue minta aja. Tapi kalau di sekolah, Veliex itu yang ngegantiin posisi itu."
Chenya diem sebentar, lalu nanya, "Menurut lo, Veliex ganteng ga?"
Gue jawab datar aja, "Iya... kayak semua bokap di negara kita."
Karena ya emang gitu. Gue sadar, negara ini lagi serius banget soal krisis fatherless---banyak anak yang kehilangan figur ayah, entah karena jauh, sibuk, atau enggak hadir secara emosional. Makanya waktu Gerakan "Bapak Antar Anak ke Sekolah" diluncurin sama Mendikbud dan BKKBN tanggal 14 Juli 2025 kemarin, gue ngerasa relate banget.
Veliex hadir sebagai emban gue. Temen cowok yang cukup dewasa buat ngerti posisi itu, dan dia tahu banget perannya. Dia enggak pernah kelewat batas, selalu hadir pas gue butuh, dan ngejaga gue dari jauh. Bahkan tiap istirahat, dia nyapa gue dengan panggilan sayangnya: "Boru Ni Sekdis."
Chenya sampe nanya, "'Boru' tuh apa sih?"
Gue jelasin, "'Boru' itu artinya anak perempuan dalam bahasa Batak."
"Ohhh... terus 'sekdis'?" lanjutnya.
"Sekdis itu singkatan dari Seksi Kedisiplinan. Kan emang gue di posisi itu."
Chenya cuma bisa nyeletuk, "Pantes, sekarang gak ada tuh Veliex kelayapan. Kau pu babe momong koi."
(NB: Koi itu variasi dari "ko" alias kamu.)
Dan tau gak sih, gue makin sadar... kedekatan gue sama Veliex itu bukan karena cinta-cintaan remaja gitu, tapi lebih ke kebutuhan gue akan figur ayah. Karena biasanya, anak cewek akan menjadikan ayah kandungnya, atau siapa pun figur ayah dalam hidupnya---dalam hal ini termasuk Veliex---sebagai tolok ukur laki-laki masa depannya.
Jadi ya... siapa tahu, nanti pas KKN, alias mahasiswa perguruan tinggi yang mau lulus kuliah, gue bakal nyari cowok yang punya kebaikan, ketegasan, dan kepekaan kayak bokap... atau kayak Veliex.