Mohon tunggu...
Muhammad Ihsan
Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... mahasiswa universitas lambung mangkurat

MAHASISWA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jejak Hijau dari Langit Pemantauan Deforestasi di Indoensia Melalui Penginderaan Jauh

11 Oktober 2025   22:41 Diperbarui: 11 Oktober 2025   22:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hutan tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Kongo. Hutan Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan karbon, tetapi juga sebagai rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna endemik. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, deforestasi menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan ekosistem tersebut. Kegiatan seperti pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, penebangan liar, serta pembangunan infrastruktur menyebabkan penurunan luas hutan secara signifikan.

Untuk memantau dan menekan laju deforestasi, diperlukan teknologi yang mampu memberikan informasi cepat, akurat, dan berkelanjutan. Salah satu teknologi yang memiliki peran penting adalah penginderaan jauh. Melalui citra satelit dan analisis digital, penginderaan jauh memungkinkan kita melihat perubahan tutupan lahan secara periodik, bahkan di wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh survei lapangan.

Peran Penginderaan Jauh dalam Pemantauan Deforestasi

Penginderaan jauh adalah teknik pengumpulan data dan informasi mengenai suatu objek atau area tanpa melakukan kontak langsung dengan permukaan bumi. Teknologi ini menggunakan sensor yang dipasang pada satelit atau pesawat untuk merekam pantulan cahaya elektromagnetik dari permukaan bumi. Hasilnya berupa citra digital yang dapat dianalisis untuk mengidentifikasi kondisi vegetasi, lahan terbuka, maupun aktivitas manusia.

Dalam konteks deforestasi, penginderaan jauh digunakan untuk:

  1. Mendeteksi perubahan tutupan hutan -- membandingkan citra dari tahun ke tahun untuk melihat penurunan area hutan.

  2. Menghitung laju deforestasi -- melalui klasifikasi citra berbasis indeks vegetasi seperti NDVI (Normalized Difference Vegetation Index).

  3. Mendeteksi penyebab deforestasi -- misalnya pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, atau kebakaran hutan.

  4. Mendukung kebijakan konservasi -- membantu pemerintah dan lembaga lingkungan dalam mengambil keputusan berbasis data spasial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun