Kata-kata Joker ini seperti menjadi jawabannya, "aku berharap bahwa kematianku suatu saat lebih berarti daripada kehidupanku". Â Ini adalah pernyataan eksistensial, penegasan akan penyerahan. Tak ada makna, kering, kemuakan dari kehidupan yang penuh dengan moralitas palsu yang hipokrit.
Di dalam masyarakat yang sakit, ada banyak kegilaan yang muncul. Joker adalah korban dari sakitnya suatu masyarakat, yang muncul  layaknya simbol kekacauan, yang menjadikan kekacauan sebagai laku protes terhadap kehidupan manusia yang rusak, hipokrit, penuh penindasan dan pengebirian.
Mereka bukanlah orang-orang buruk pada dasarnya, melainkan orang-orang yang dipaksa untuk bertindak melampaui nalar umum suatu masyarakat tentang moralitas.
Lantas kenapa kita harus kaget dan muak dengan Joker, kalau pembunuhan aparat terhadap demonstran belakangan ini atau tentang kasus pembunuhan yang tak pernah tuntas di negeri ini, atau tentang berapa jumlah manusia yang terbunuh sia-sia di Papua, tak pernah membuat kita kaget apalagi muak?