Mohon tunggu...
Elias Zega
Elias Zega Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Menyukai Penulisan sejarah, Puisi, Pribahasa, Hingga menulis lagu dan bermain Piano.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ramai! Debat KDM VS Aura Cinta, Begini Asal Usul Wisuda dalam Prespektif Sejarah

28 April 2025   23:11 Diperbarui: 28 April 2025   23:11 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Aura (Kiri), KDM (Kanan), Ilustrasi Wisuda Masa Awal (Tengah).

Debat Kang Dedi Mulyadi (KDM) dengan Aura Cinta Memanas dalam siaran Chanel YouTube yang di posting oleh "Kang Dedi Mulyadi Channel" pada Sabtu, (26/04/2025). dalam Video yang berdurasi Setengah Jam tersebut, tampak seorang remaja wanita yang berdebat dengan KDM perihal kebijakan soal perpisahan atau wisuda anak sekolah yang tak perlu dilakukan. 

Menurut Dedi Mulyadi, acara perpisahan untuk SD, SMP, dan SMA membebani orang tua karena biayanya tinggi. Sementara itu, Aura Cinta berpendapat bahwa wisuda merupakan momen penting untuk merayakan kelulusan dan meminta agar tradisi ini tidak dihentikan, karena tidak semua orang setuju dengan penghapusannya. Aura Cinta juga menambahkan bahwa kebijakan tersebut dinilai sebagai kebijakan yang tidak adil. dengan nada agak Tinggi, KDM Mempertanyakan Ketidakadilan yang dimaksud Aura Cinta.

"Nggak adil nya Buat siapa? kamu mau Perpisahan?, yaudah perpisahan aja sendiri nggak usah bawa sekolah. Kumpul-kumpul aja bareng teman-teman, kita bikin perpisahan sendiri. tapi jangan melibatkan sekolah. karena kalau melibatkan sekolah, sekolah jadi mungut, kepala sekolah nya di Bully. Guru dan kepala sekolah dianggap nyari untung dari perpisahan".

 Padahal, Tradisi Wisuda ini sebenarnya bukan sembarang Upacara Kelulusan yang dapat dilaksanakan seenak nya. terdapat beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang bagaimana asal usul Adanya Wisuda dalam dunia Akademis. 

Wisuda berasal dari istilah Jawa "wisudha", yang merujuk pada pelantikan seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan. Tradisi ini dimulai di Eropa pada abad ke-12, bersamaan dengan berdirinya universitas seperti Bologna (1088) dan Oxford (awal abad ke-12), sebagai upacara pengakuan prestasi akademik seperti gelar sarjana atau master, dengan mengenakan toga. Toga, dari kata Latin "tego" (penutup), adalah jubah Etruskan-Romawi yang diadopsi Universitas Oxford dan Cambridge sebagai simbol pencapaian akademik. Topi toga berbentuk persegi melambangkan buku atau pemikiran rasional, dan perpindahan tali topi dari kiri ke kanan menandakan peralihan dari keterampilan teknis (otak kiri) ke kreativitas (otak kanan) pasca-kelulusan.

Awalnya, wisuda di Indonesia hanya digelar di perguruan tinggi, tetapi kini meluas ke jenjang TK hingga SMA, kemungkinan populer sejak 1980-an atau 1990-an, dipengaruhi budaya Barat dan perkembangan pendidikan pasca-program SD Inpres 1970-an. Wisuda di Indonesia menggabungkan unsur lokal seperti kebaya dan batik dengan toga untuk merayakan kelulusan. Namun, acara wisuda di jenjang non-perguruan tinggi sering dikritik karena biayanya yang tinggi, yang memberatkan orang tua, meskipun tetap dianggap sebagai momen budaya yang signifikan.

Sebenarnya tidak ada permasalahan mengenai apakah Wisuda dapat dilaksanakan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Menengah Atas/Sederajat. Tak hanya di indonesia, Diluar negeri juga banyak sekolah sekolah yang melaksanakan Wisuda di Tiap jenjang pendidikan. 

Sebenarnya semua kembali Lagi pada Kondisi Ekonomi Sosial pada masyarakat. Tentu Wisuda yang Terkadang dibarengi dengan "Perpisahan : Jalan Jalan" akan menguras biaya yang begitu mahal. sedangkan Kondisi ekonomi setiap keluarga pasti berbeda beda. dari hal itu, perlu ada Pertimbangan bagi sekolah-sekolah untuk melakukan Wisuda/Perpisahan yang bergitu menguras Biaya orang tua. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun