Masalah Ortopedi: Obesitas memberikan beban ekstra pada sendi dan tulang yang sedang berkembang, menyebabkan nyeri sendi, masalah lutut, atau slipped capital femoral epiphysis.
Masalah Pernapasan: Seperti sleep apnea (gangguan napas saat tidur) yang dapat memengaruhi kualitas tidur dan konsentrasi di sekolah.
Masalah Kesehatan Mental: Remaja obesitas seringkali menghadapi stigma sosial, bullying, dan citra tubuh negatif, yang dapat menyebabkan rendah diri, depresi, dan kecemasan.
Perlemakan Hati Non-Alkoholik (NAFLD): Kondisi serius di mana lemak menumpuk di hati, yang dapat menyebabkan kerusakan hati jangka panjang.
Mencegah dan Mengatasi Obesitas Remaja: Peran Bersama
Mengatasi epidemi obesitas pada remaja membutuhkan pendekatan multi-aspek dan kolaborasi dari berbagai pihak:
Peran Orang Tua: Membangun lingkungan rumah yang mendukung kebiasaan sehat, termasuk menyediakan makanan bergizi, membatasi screen time, mendorong aktivitas fisik, dan menjadi teladan.
Peran Sekolah: Menyediakan kantin sehat, mengintegrasikan pendidikan gizi, dan meningkatkan kualitas serta kuantitas program olahraga.
Peran Pemerintah dan Industri: Menerapkan kebijakan yang mendukung kesehatan publik, seperti regulasi iklan makanan tidak sehat, subsidi makanan bergizi, dan menciptakan ruang publik yang aman untuk aktivitas fisik.
Kesadaran Remaja Sendiri: Mendorong pemahaman tentang pentingnya kesehatan, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik sebagai investasi masa depan.
Obesitas pada remaja adalah bom waktu kesehatan yang perlu ditangani dengan serius. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan dampaknya, serta upaya kolektif dari semua pihak, kita dapat membantu generasi muda meraih masa depan yang lebih sehat dan produktif.