Mohon tunggu...
Asyfa Thalita
Asyfa Thalita Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Asyfa Thalita merupakan seorang mahasiswa S1 yang berkecimpung di bidang biologi, diluar bidang saya, saya tertarik di bidang lain seperti pelestarian lingkungan, kesastraan, dll. Masa kuliah merupakan masanya untuk bereksplorasi, oleh karena itu dengan menjadi jurnalis saya berharap bisa mengeksplorasi hal-hal lain yang belum pernah saya dalami.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal "Eco-Label" sebagai Trend Fashion Lebaran 2024

24 Maret 2024   20:21 Diperbarui: 20 Juli 2024   09:10 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sc : Design Entertainment via Pinterest

Banyaknya dampak buruk yang dihasilkan dari penggunaan fast fashion tersebut akan menghasilkan permasalahan jangka panjang dalam kehidupan kita saat ini. 

Untuk mengurangi dampak buruk tersebut, produk dengan menggunakan ekolabel dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan lingkungan di bidang fashion. Jadi apa sih ekolabel ini? 

Ekolabel ini merupakan produk fashion yang dalam setiap proses pembuatannya memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi. Nah jadi tidak hanya dari segi pemasarannya, tetapi dari segi produksinya juga memperhatikan ketiga faktor tersebut. 

Pakaian ramah lingkungan yang memiliki tag ekolabel ini dibuat menggunakan bahan organik dan bersifat biodegradable. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan tersebut dapat mengurangi dampak buruk dari produksi fast fashion terhadap lingkungan. Bahan bahan tersebut berupa katun organik, linen dan juga recycled  polyester.

Sc : abcelement.wixsite.com via Pinterest
Sc : abcelement.wixsite.com via Pinterest

Lantas, apakah produk fashion ber 'ekolabel' ini dapat bersaing dengan produk-produk fashion lainnya di momen lebaran 2024 ini? 

Tentunya produk ekolabel ini memiliki potensi untuk bersaing di pasar Indonesia, akan tetapi masih ada beberapa kendala yang membuat pemasaran produk ekolabel ini tidak semasif produk-produk fashion lainnya, seperti kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap isu lingkungan, harga yang lebih mahal, serta produk yang tahan lama dan tidak mudah rusak. 

Produk fashion ekolabel ini biasanya dibandrol dengan harga mahal karena masih membutuhkan biaya produksi besar dan harus mempertimbangkan segi lingkungan dan kemanusiaan yang harus dipertanggungjawabkan. 

Lalu untuk mendapatkan tanda bahwa produk fashion tersebut merupakan produk yang eco friendly, perusahaan harus mendapatkan label sertifikasi dengan harga yang tidak murah. 

Tak hanya satu label sertifikasi, biasanya suatu perusahaan membutuhkan lebih dari dua label dengan harga yang ditawarkan mulai dari 8 dolar AS per bulan atau sekitar Rp112.000. 

Masyarakat yang belum memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan akan lebih memilih produk-produk fashion yang lebih 'ramah kantong' dengan desain yang selalu mengikuti tren. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun