Mohon tunggu...
Hany putri
Hany putri Mohon Tunggu... Mahasiswa universitas komputer Indonesia

Deret tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sarapan Orang Bandung, di Bawah Pohon Rindang (DPR)

30 April 2025   16:05 Diperbarui: 30 April 2025   18:09 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko bubur di bawah pohon rindang/Dokpri

Setelah mengantri kurang lebih 10-15 menit tibalah kami di depan sang kasir, di antara banyaknya menu yang mereka suguhkan sangat amat disayangkan yang saat itu tersedia hanya 1 menu bubur pilihan yaitu bubur kanton ayam, varian minumanpun saat itu tersisa teh hagat tapi kami tidak patah hati mau bagaimana juga itu tetaplah semangkuk bubur penyemagat pagi jadi kami tetap membalinya walaupun tidak bisa mencicipi menu mereka  yang lain yang seharusnya pagi ini kami bisa cicipi. 

Bubur yang disajikan bukan seperti bubur di abang-abang dengan tampilan yang lebih mahal dan menarik pembeli, rasa dari bubur itu sendiri berbeda bubur ini tipe bubur yang kalau di diamkan akan mencair, makannya ketika makan bubur di sini kita akan ditantang dengan rasa panas ketika melahap buburnya. Setelah kami membersihakn mangkok yang berikan bubur itu, saya masih penasaran mengapa teman saya memilih bubur ini di antara bubur-bubur yang lainnya, memangnya di bandung tidak ada yang jual bubur lain apa. 

Ternyata bubur ini pernah viral di tiktok dengan tempat dan nuansa alamnya mereka akhirnya menjadi trending topik, sudah tidak usah ditanyakan soal buburnya. Setelah menyantap satu sendok bubur kanton ayam saya mulai mengerti mengapa banyak dari mereka-mereka di luar sana pergi ke sini hanya demi semangkok bubur. 

Selain karena tempat yang nyaman, bubur yang ciamik, pilihan bubur di sini tidak biasa dan tidak banyak yang jual, selain itu kapan lagi beli bubur yang melayaninya mas mas muda hehehehe......suasananya nyaman, makanannya enak, dan harganya terjangkau, di tengah kota Bandung yang makin padat dan cepat, tempat ini jadi semacam oase kecil untuk melambat sejenak dan menikmati pagi. 

Kata teman saya, ini bukan sekadar makan bubur. Ini adalah tentang momen ,tentang rasa, tentang tempat, dan tentang orang-orang yang duduk bersama di bawah naungan pohon rindang. Sesederhana itu, tapi hangat dan mengesankan. Hanya dengan semangkok bubur kanton ayam dan teh tawar panas kami sungguh merasa senang dan sangat bersyukur walau hanya semangkok bubur saja kami bisa menciptakan momen yang hangat. 

Ini adalah sarapan yang sangat menyenangkan. Bubur kanton ayam dengan teh tawar panas serta teman-teman terasayang dan pohon rindang yang menyelimuti. Terima kasih, saya siap menjalani hari ini. 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun