Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pulang Kampung Bangun Literasi

16 Maret 2021   16:47 Diperbarui: 16 Maret 2021   17:01 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari bekerja untuk membangun rasa cinta buku (Foto: Dokpri)

Itulah alasan mengapa saya berniat menggalakkan kembali tradisi membaca di Turatea. Namun, saya tidak mungkin bergerak sendirian. Saya perantau. Suatu saat pasti meninggalkan kampung. Maka saya datangi rumah teman semasa remaja.

Bersama sukarelawan Pustaka Ballak Kana sebelum keluar menjajakan buku (Foto: Dokpri)
Bersama sukarelawan Pustaka Ballak Kana sebelum keluar menjajakan buku (Foto: Dokpri)
Muhammad Irsyam Syam. Teman sebangku saya dari kelas satu hingga kelas tiga SMP. Dia jago bahasa Inggris, saya jago bahasa Indonesia. Dia jago biologi, saya jago matematika. Kami sama: penyuka timnas Argentina, penyuka PSM Makassar, penggila baca.

Gayung bersambut. Di pekarangan rumah Irsyam kami godok kemungkinan membangun pustaka bergerak. Turut hadir seorang pemuda enerjik: Subair Sirua. Aktivis lingkungan itu bergabung dengan kami. Makin buncah ide, makin deras imaji.

Mari membaca, terus membaca (Foto: Dokpri)
Mari membaca, terus membaca (Foto: Dokpri)
20 September 2016. Lahirlah Pustaka Ballak Kana. Saya yang memilih nama. Artinya "rumah kata". Minggu pertama langsung bergerak ke kampung-kampung sambil membawa buku. Delapan sepeda motor merambah pelosok Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulsel.

Saya sendiri kebagian Kampung Kalumpang. Takdir membawa saya ke sana. Di kampung itulah seorang sastrawan ternama lahir dan dibesarkan. Arena Wati. Sastrawan yang merantau ke negara jiran, Malaysia. Di sana beliau diangkat menjadi Sastrawan Kebangsaan.

Empat sukarelawan PBK berpose setelah mengantar buku ke salah satu sekolah dasar (Foto: Dokpri)
Empat sukarelawan PBK berpose setelah mengantar buku ke salah satu sekolah dasar (Foto: Dokpri)

Mengumpulkan buku

Selama tiga bulan pertama setelah berdiri, sukarelawan PBK aktif menggulirkan pustaka bergerak. Buku-buku diantar ke pelosok desa. Anak-anak dan remaja diajak bersentuhan dengan buku. Mereka membaca dan menelaah apa yang mereka baca.

Tiga bulan kedua, sukarelawan PBK menggalang kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas literasi atau keberaksaraan. Lomba melukis bagi anak-anak, kursus bahasa Inggris, kelas matematika dan sains, kelas mendongeng, dan aktivitas berkesenian.

Ryan Afrianto sedang menemani anak-anak membaca (Foto: Dokpri)
Ryan Afrianto sedang menemani anak-anak membaca (Foto: Dokpri)
PBK berada di tangan anak-anak muda yang gesit, tangkas, dan rajin. Ryan Afrianto (Ketua), Miftahul Fitrah Ramadhan (Sekretaris), dan Aswar Anas Mapparenta (Bendahara). Turut pula berkiprah anak muda banyak ide: Nur Awwaluddin Tanwir dan Nur Amin Rauf. Di tangan mereka sekarang PBK bertumbuh dan bertambah.

Pada gilirannya, seluruh aktivitas yang dijalankan dapat menjadi simpul utama kebangkitan masyarakat Jeneponto terkait kapasitas sumber daya manusia. Bermula dari kegiatan memicu minat baca, mendekatkan masyarakat atas akses bacaan, memantik keterampilan khusus terkait literasi, hingga kemampuan literasi digital.

Jika hal-hal tersebut dapat terpenuhi, setidaknya Pustaka Ballak Kana turut berpartisipasi aktif dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Meskipun demikian, upaya tersebut tidak berlangsung dengan mudah. Buku-buku, misalnya, dikumpulkan dari rumah ke rumah. Ada pula donasi dari jaringan Pustaka Bergerak dan inisiatif personal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun