Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Waketum MUI Menyoroti Pemilihan Kapolri

12 Januari 2021   13:53 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:57 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komjen Listyo Sigit Prabowo, salah seorang dari lima calon Kapolri yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden Jokowi (Foto: Kompas/Kristianto Purnomo)

Jikalau kita mau arif dalam mengajukan permintaan, syarat maslahat ini seperti jebakan betmen. Tanpa sengaja, kita menduga ada sosok yang paling bermanfaat, hanya bermanfaat, atau agak bermanfaat. Atas nama maslahat bagi bangsa dan negara, prasangka buruk pun kita tegakkan.

Ketiga, ada pihak yang beranggapan bahwa Pemerintah melakukan kriminalisasi ulama. Bagian itu sungguh mengejutkan, meskipun belum mencapai tahap sangat mengejutkan. Mengejutkan lantaran pernyataan sedemikian dilontarkan oleh seorang petinggi MUI.

Kalau kita mau menyigi dalih atas tudingan ada pihak yang menganggap bahwa Pemerintah telah melakukan kriminalisasi ulama, bakal banyak celah mengerikan yang terlihat. Siapa pihak yang menuding demikian? Mengapa tudingan itu muncul? Apakah tudingan itu benar-benar terjadi?

Bukan hanya itu. Dapat pula bermunculan kecurigaan. Siapa saja ulama yang dikriminalisasi? Apakah benar ulama yang dikriminalisasi itu sengaja dipolisikan, dicarikan kesalahan, kemudian dimejahijaukan? Jika benar, apakah memang Pemerintah melakukannya?

Rentetan pernyataan itu dapat saja menggedor-gedor batin kita. Maka dari itu, Presiden Jokowi dan DPR RI perlu mencermati dan menyikapi permintaan Waketum MUI. Dicermati saja, lantas disikapi dengan wajar dan sewajarnya.

Pada akhirnya, kita semua makin melek. MUI sekarang tidak sekadar benteng tempat fatwa halal dan haram digodok, tetapi telah menjadi lembaga segala perkara sampai-sampai urusan calon Kapolri pun digelitik. Tidak apa-apa, anggap saja sebagai peningkatan kapasitas lembaga.

Hanya saja, jangan sampai Kapolri yang nanti terpilih diberi cap halal atau haram.

Salam takzim, Khrisna Pabichara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun