Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Hadapan Kehilangan: Obituari Paseway Punda

6 Agustus 2020   06:26 Diperbarui: 6 Agustus 2020   11:01 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Paseway Punda (kanan) [Foto: Dokumen Pribadi]

Kadang saat menemani mantan Kepala Kelurahan Manjangloe (2003---2004) itu ada-ada saja pengalaman lucu. Tertidur di motor sampai sama-sama bangun karena mendarat di selokan. Motor mati mendadak di daerah angker. Kehabisan bensin pukul dua dinihari di antara dua kampung yang berjauhan. Macam-macam.

Paseway Punda ketika menjabat Kepala Kelurahan Manjangloe, Kec. Tamalatea, Kab. Jeneponto, Sulsel, pada 2003--2004 (Foto: Dokumen Pribadi)
Paseway Punda ketika menjabat Kepala Kelurahan Manjangloe, Kec. Tamalatea, Kab. Jeneponto, Sulsel, pada 2003--2004 (Foto: Dokumen Pribadi)
Saya berpisah sejenak dengan paman yang saya anggap ayah itu pada 1997. Kala itu saya bertransmigrasi ke Jakarta. Kecintaan saya pada dunia tulis-menulis mengalahkan kebetahan saya menetap di kampung. Suatu ketika dalam sebuah perhelatan sastra di Makassar, beliau menonton saya tampil membaca puisi. Matanya berkaca-kaca. Selepas saya traktir makan Coto Makassar di Jalan Gagak, Makassar, matanya kembali berkaca-kaca.

Empat tahun lalu saat pulang kampung saya sempat berkata agak keras kepada beliau. Bukan apa-apa. Beliau kepanasan di kebun dan jatuh pingsan. "Bapak itu sudah tua," ujar saya. Beliau tersenyum, "Jangan marah, Nak, Bapak tidak pernah marah kepadamu." Saya menangis saat itu.

Dua tahun lalu ketika pulang kampung saya sewot lagi. Saya mendengar kabar beliau sering tidur di kandang ayam. Saya ngomel-ngomel. "Kasihan Mama Aja, sudah tua malah dimadu dengan ayam," gerutu saya.

Istrinya, Hajrah Paseway, sama gilanya dengan beliau dalam perkara berorganisasi. Kadang tidak ada apa-apa di rumah pun beliau usahakan ada demi memuliakan tamu.

Yang Meminta Tanpa Menuntut

Jangan bilang semua orang kuat dan tangguh di hadapan Kehilangan. Di hadapan Kehilangan, saya hanyalah pemurung yang lupa cara tertawa.

Sebulan sebelum beliau wafat, dengan suara terbata-bata beliau meminta saya untuk menulis buku tentang beliau. Buku apa saja. Terserah saya. Saat itu tubuhnya sudah digerogoti kanker dan rumah sakit rata-rata menolak karena sibuk mengurus pasien korona.

Setiap mengobrol dengan beliau saya selalu gagal membendung air mata. Kata-kata mendadak hilang. Tenggorokan seketika kering. "Tegasakki, Bapak!" Hanya dua kata itu yang mampu saya ucapkan. Jika diterjemahkan secara bebas, dalam bahasa Indonesia berarti "ayolah yang kuat".

Dua hari sebelum beliau mengembuskan napas terakhir, beliau mencari-cari saya. Lewat Arung, adik bungsu saya. Lewat Sindy, keponakan saya. Lewat Amin, putra beliau. Tidak ada satu kata pun yang beliau ucapkan kepada saya. Hanya mata beliau yang seolah-olah berkata "saya pamit, Nak" dan tanggul air mata saya kembali jebol.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Ahad. 2 Agustus 2020. Ikhlaskan Bapak, Kak. Kata si bungsu, Tanwir, lewat WA. Lagi-lagi tulang air mata saya gagal menahan kelenjar air mata. Pipi saya hangat dan basah. Hati saya luluh dan lara. Pada hari ketika beliau wafat dan akan dimakamkan, saya ingin sekali membacakan sebuah sajak untuk beliau.

Semenjak luka kunamai doa, aku tahu kehilangan tak lagi butuh air mata.

Selamat jalan, Paseway Punda. Bapak tidak pernah pergi karena Bapak selalu abadi dalam hati saya. [kp]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun