Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sumpah Cinta untuk Garuda Muda

28 Oktober 2018   23:19 Diperbarui: 29 Oktober 2018   17:21 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indra yang perkasa. Semua orang pernah kalah, semua orang pernah jatuh, semua orang pernah berduka. Kekalahan hari ini adalah batu sandungan agar kamu makin paham bahwa tiada jalan mulus menuju menang. Selalu ada aral merintang, jadi berusahalah tetap tenang.

Irianto yang kokoh. Kalah itu biasa. Memang menyakitkan, namun ada hikmah yang bisa dipetik dari kekalahan itu. Sebagai Kapten, kamu telah memberikan segalanya di atas lapangan. Hasil akhir berupa kekalahan bukan kemalangan pling memalukan. Tenangkan hati teman-temanmu.

Riyandi yang gagah. Mungkin kamulah yang paling berduka di antara penggawa Garuda muda lainnya. Kiper selalu merana setiap ada gol bersarang di gawangnya. Tetapi, ingatlah bagaimana kamu melakukan beberapa kali penyelamatan gemilang. Jadi, tegaklah!

Rivaldo yang lincah. Barangkali kamu kecewa karena kali ini tidak bisa menyuguhkan keajaiban. Tidak bisa pula mencetak gol pelecut semangat. Tidak bisa juga berbuat banyak setiba di atas lapangan. Tidak apa-apa. Roda selalu berputar. Jangan siksa dirimu dengan penyesalan, tetapi bahagiakan dirimu dengan ketabahan.

Rafli yang tenang. Jangan sesali mengapa tidak sebiji gol pun kamu cetak pada helat akbar ini. Itu biasa bagi striker. Ada waktunya moncer, ada waktunya tumpul. Ada saatnya tokcer, ada saatnya mandul. Yyang lalu biarlah berlalu. Ada yang perlu kamu sambut: masa depan.

Kesatria Garuda Muda yang perkasa. Bermimpilah setinggi-tingginya. Bersyukurlah dengan mengejar mimpi itu sekuat-kuatnya. Berilah cinta sebanyak-banyaknya dan tertawalah sebahagia-bahagianya. Kekalahan bukan akhir karier kalian. Jalan masih panjang, bentangkan sayap kalian!

Baca juga: Soekarno, Kenangan, dan Garuda Muda

Saya ceritakan kepada kalian tentang kisah Porte supaya kalian tangguh menghadapi cibiran. Memang banyak suporter sepak bola yang menderita depresi akibat klub atau timnas yang mereka dukung menderita kekalahan. Macam-macam perangai mereka. Akan tetapi, tabiat suporter kebanyakan adalah tidak mampu menerima kekalahan tim dukungannya.

Jika tim dukungan kalah, alamat kiamat sudah dekat. Yang semula mendukung seketika berbalik mencerca. Yang awalnya memuja mendadak menghina. Pendek kata, menang dipuja kalah dicerca. Begitulah suratan tangan para pesepak bola.

Malahan ada segelintir penggemar yang benar-benar tidak bisa menerima kekalahan dukungannya. Mereka bisa marah dan merusak apa saja. Bangku penonton, pagar pembatas, fasilitas stadion, bahkan segala-gala yang mereka temui sepanjang perjalanan pulang.

Ada pula yang setia bertahan pada cinta. Suporter bertabiat seperti ini lazimnya tahu bahwa mencintai adalah pekerjaan mulia, sedangkan bertahan mencintai adalah pekerjaan luhur. Bagi mereka, cinta tidak memandang kalah atau menang. Kalah tetap sayang, menang makin sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun