Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Bila Kita Hanya Sibuk Mengelus Dada

23 Juli 2018   20:30 Diperbarui: 25 Juli 2018   00:08 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: wallpaperwire.com

/1/ 

Bila segala padang tertimbun abu, ke mana kerbau hendak dihalau? Bahkan sungai tak menyisakan kehidupan di deras arusnya. Kita sibuk menepuk-nepuk air mata di dulang bernama Kemarahan.

/2/

Bila segala sawah terhampar lumpur, ke mana benih hendak ditebar? Bahkan pematang tak menyuguhkan keseimbangan di gelegak laharnya. Kita sibuk menelan-nelan ludah di halaman istana bernama Keraguan.

/3/

Bila segala pohon terserang ulat, ke mana burung-burung hendak menuntaskan lapar? Bahkan langit tak menyisakan kelembutan kecuali keciap harap yang makin lelap.

/4/

Bila segala rumah diterjang gelombang, ke mana kita hendak berdiang? Bahkan pohon tak lagi menawarkan kerindangan di tumbang batangnya. Dan kita sibuk mengelus-elus dada di lembar ingatan.

/5/

Bila segala istana kehilangan cinta, ke mana rakyat hendak bercerita? Bahkan ibadat tak lapang menampung penat, karena bom dan kekerasan mengintai setiap saat.

/6/

Bila kita sibuk mengelus dada, kapan kita tegakkan kepala?


2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun