Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Memperkaya Diri dengan Kosakata

19 Juli 2018   11:24 Diperbarui: 20 Juli 2018   22:11 8174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguhpun cuma tahu mendongak, kalian cukup menggunakan satu kata itu dalam tulisan panjang, misalnya novel, dan memakainya hingga puluhan kali. Itu bukan perbuatan terlarang.

Tidak masalah. Paling-paling khalayak pembaca mengecap kalian Penulis Miskin Kata. Andaipun digelari demikian, santai saja. Miskin kata tidak semengenaskan miskin harta.

Yang menyedihkan kalau kalian miskin kata dan miskin harta. Beli buku susah, apalagi beli kamus. 

Jikalau stok kosakata di gudang perbendaharaan kata berlimpah, kalian tidak akan kesulitan menulis apa pun. Kalian tidak akan mengalami "macet di tengah jalan" karena kalian mampu menggambarkan ide kalian dengan kata yang tepat. Itu keuntungan pertama.

Jikalau kecerdasan gramatikal mumpuni, kalian tidak akan tersendat ketika menuangkan gagasan ke dalam tulisan. Tidak akan terjadi "benturan antarfrasa" atau "guncangan antaralinea", karena kalian dapat membedakan makna kata dan menggunakannya dengan jitu. Itu keuntungan kedua.

Jikalau kepekaan rasa baca tajam, kalian tidak akan mengalami benturan pembacaan tatkala mengendapkan dan mengeja ulang tulisan. Gagasan segar dan brilian yang ingin kalian hadiahkan kepada pembaca akan sampai ke tujuan dengan selamat dan sentosa. Itu keuntungan ketiga.

Ketiga perkara tersebut akan terpenuhi apabila kalian berkenan memperkaya diri. Ya, memperkaya diri dengan kosakata.

Pada alinea pengantar subbagian di atas, saya menggunakan lima varian ungkapan "mengangkat kepala". Bayangkan andaikan saya hanya paham satu kata, misalnya mendongak, dan kata itu terpaksa saya ulang sebanyak lima kali dalam alinea sependek itu lantaran saya tidak punya kata yang lain.

Bukan hanya itu. Bisa-bisa pembaca jemu. Bolehlah kita mengambil baju sebagai cermin. Bayangkan selembar baju kita pakai selama lima hari ke kantor. Sudah lusuh, apak keringat menguar ke mana-mana, kucel di sana-sini, dan kita niscaya risih memakainya. Malahan kehilangan rasa percaya diri.

Dengan demikian, tindakan memperkaya diri dengan kosakata bukanlah perbuatan haram yang berlumur dosa. Tulisan yang kaya akan mengayakan pembaca. Bukan sebatas kaya gagasan, melainkan kaya dalam pembabaran gagasan. Tidak peduli apa pun tulisan kalian, kosakatanya harus variatif, tepat makna, dan lezat dibaca. Itulah kunci tulisan yang kaya dan mengayakan.

Disarikan dari beberapa kamus bahasa Indonesia (Dokumen Pribadi)
Disarikan dari beberapa kamus bahasa Indonesia (Dokumen Pribadi)
Melawan Rasa Malas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun