"Banyak!"
"Di antaranya?"
"Sulit dikatakan!"
"Pengalaman tidak ada artinya tanpa pendalaman," kataku sambil tertawa. "Tidak sedikit laki-laki yang mengaku mengerti dan memahami perasaan perempuan, padahal mereka tidak mengerti dan tidak memahami apa-apa."
Sam menggeleng-geleng. Kukira, andaikan lelaki yang duduk di tepi ranjangnya bukan aku, pasti sudah dia labrak habis-habisan. Dia paling anti mendengar seseorang berceramah tentang cinta dan perasaan perempuan kepadanya, padahal orang tersebut tidak pernah bersentuhan langsung dengan cinta dan perempuan? Namun, tampaknya dia sadar siapa yang saat ini sedang duduk di hadapannya. Aku--Si Jago Debat. Fondasi alasan yang rapuh akan dengan mudah kupatahkan. Jadi, dia memilih diam.
"Tidak pernah jatuh cinta bukan berarti tidak paham perasaan perempuan!"
Sam mendelik. "Maksudmu?"
"Tidak ada maksud apa-apa!"
"Kamu mau bilang," dengus Sam, "kamu tahu banyak soal perempuan?"
Aku menggeleng. "Tidak!"
"Lantas?"