Mohon tunggu...
Khrisna Pabichara
Khrisna Pabichara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Penyunting.

Penulis; penyunting; penerima anugerah Penulis Opini Terbaik Kompasianival 2018; pembicara publik; penyuka neurologi; pernah menjadi kiper sebelum kemampuan mata menurun; suka sastra dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Rubah, Muasal Haus, dan Takjil Hari Pertama Puasa

17 Mei 2018   11:36 Diperbarui: 26 Mei 2019   14:20 2978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (shutterstock)

/1/

Sejak dahulu kala, Rubah tidak suka buah anggur. Konon, sebagaimana warga Republik Rimba yang lain, air liur Rubah juga mengalir tiap melihat buah anggur yang ranum atau matang di pohon. Namun, satu peristiwa besar membuat nenek moyang Rubah memutuskan untuk meneguk air liur.

Syahdan bermula dari keridakmahiran Rubah memanjat. Berkali-kali mencoba, berkali-kali gagal. Enggan menyerah mencoba lagi, tetapi jatuh terjelepak di tanah. 

Pada satu senja yang cerah, sesepuh Rubah melongo dan memelotot saat melihat Kera sedang melahap anggur. Sebenarnya ia ngiler, tetapi ini menyangkut martabat. Harga diri. Pantang bagi Rubah meminta tolong kepada Kera. Mustahil bagi Ketua Dewan Penasihat Presiden Republik Rimba merendahkan diri di hadapan Ketua Badan Spionase Negara.

Sesepuh Rubah itu pulang ke rumah. Ia disambut sanak kerabat. Istrinya sejak pagi merengek-rengek. Ia tak tahan melihat air mata istrinya bercucuran. Ia juga tahu sudah seminggu istrinya mengidam makan anggur. Tetapi, gengsi di atas segalanya.

"Anggur itu masam," katanya pelan dan berwibawa, "tidak baik bagi janin di kandunganmu."

Istrinya memberengut. "Bapak sudah coba?"

Sesepuh Rubah mengangguk tegas. 

Istrinya menelan ludah. Terbayang nanti bakal repot menghapus liur si bayi. "Kenapa Kera suka?"

"Karena Kera buta rasa!" Timpalnya dengan suara mulai meninggi.

Sanak kerabat sibuk kasak-kusuk. Kabar menyebar luas. Suku Rubah, salah satu suku terpandang di Republik Rimba, akhirnya percaya bahwa anggur itu masam. Mereka juga mencemooh Suku Kera yang buta rasa, tidak mampu membedakan mana masam dan mana manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun