Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sampai Kapan Darah Manusia Berhenti Tercurah di Wilayah Tanah Suci?

7 Agustus 2014   01:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:14 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menyaksikan warga Palestina yang sedang berjalan bebas dan santai di tengah kubangan darah sesama sebangsanya yang tewas atau terluka akibat bom dan tembakan tentara Israeli Air Force (IAF) hati saya jadi miris. Pertanyaan saya, bagaimanakah pemahaman tentang perang dalam benak mereka? Bukankah dalam situasi perang orang tak boleh secara bebas menunjukkan muka apalagi melakukan aktivitas yang tidak boleh dilakukan oleh orang normal seperti kegiatan di pasar dan transaksi uang di bank? Mengapa di tengah gempuran bom IAF, tampak warga sipil Palestina berjalan di tengah medan pertempuran tanpa beban?

Tampak di seluruh dunia bahwa IAF berperang melawan Hamas, namun yang korban ialah rakyat sipil. Bisa jadi alasan IAF ialah karena Hamas tidak lepaspisahkan dari Palestina sehingga serangan bisa menuju berbagai tempat strategis milik publik Palestina seperti pasar, kantor pemerintah, kantor LSM, Rumah sakit bahkan Mesjid. Seharusnya tempat-tempat itu (pasar, kantor pemerintah, kantor LSM, RS dan Masjid) perlu dikosongkan selama perang oleh warga Palestina sehingga tidak terjatuh korban jiwa dari kalangan sipil.

Tambahan pula, esensi Palestina sebagai sebuah negara berdaulat belum diakui dunia seluruhnya termasuk PBB sehingga tidak boleh terjadi aktivitas apapun secara mencolok seperti halnya pemerintahan negara berdaulat yang diakui oleh PBB. Yang terjadi bahwa aktivitas pemerintahan Palestina sudah tampak mencolok meski de facto belum merdeka.

Tampaknya satu-satu jalan bagi pengakuan kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara berdaulat ialah bahwa Israel harus memberikan kemerdekaan kepada Palestina baik secara langsung maupun penciptaan kondisi yang memungkinkan bangsa Palestina bisa merdeka, misalnya dengan cara referendum yang diumumkan Israel untuk menentukan posisi apakah rakyat Palestina pro kemerdekaan atau pro Hamas. Referendum ini mestinya dikeluarkan oleh pemerintahan kuat Israel atas dukungan PBB, AS dan seluruh dunia. Namun mungkinkah referendum bisa terwujud, kalau kita melihat kemauan Israel selama ini tampaknya jalan referendum tidak mungkin terjadi. Andaikan itu terjadi toh merupakan keajaiban luar biasa sepanjang masa.

Arah moncong senjata IAF ke penduduk sipil Palestina karena penduduk sipil Palestina dianggap sebagai bagian dari gerakan intifadah. Gerakan intifadah Palestina ialah gerakan penduduk sipil Palestina yang bertujuan untuk menentang kekerasan dan penindasan Israel atas diri para anggota intifadah itu. mayoritas kaum pejuang intifadah ialah mereka yang terusir keluar dari wilayah Israel dan meninggalkan hak milik mereka karena pengusiran oleh pemerintahan Osrael setelah Israel berdiri. Gerakan intifadah sendiri secara riil ditafsir oleh berbagai kalangan dengan agak paradoks dari pengertian sesungguhnya.

Menurut sumber Wikipedia, para cendikiawan umumnya beranggapan bahwa intifadah itu ialah gerakan sipil yang bertujuan untuk mengusir dan melawan Israel namun sesungguhnya Intifaha ialah gerakan melawan penindasan Israel karena Israel merampas kebebasan kaum sipil Palestina.

Secara riil, wilayah dan otoritas pemerintahan Palestina sangat rapuh, selain karena wilayah geografis Palestina sendiri masih penuh polemik karena meliputi wilayah Israel, wilayah jalur Gaza dan sebagian besar tepi barat. Wilayah seperti ini sangat membingungkan dunia. Presiden Pelastina Yasser arafat pernah mengendalikan pemerintahannya dari luar negeri. Ini sayang sekali. Lagi pula otoritas Palestina sangat rapuh karena belum diakui kemerdekaannya secara penuh oleh PBB.

Sumber Wikipedia menyebutkan juga bahwa PLO berkeinginan kuat untuk langsung berhubungan dengan pemerintah AS namun gagal karena ada lobi-lobi kuat dari warga Yahudi-Amerika. Pengaruh warga Yahudi-Amerika di pemerintah AS begitu kuat dan tinggi hingga membuat negara Palestina gagal mendapatkan pengakuan dari AS, sesuatu yang sangat fatal bagi eksistensi negara Palestina.

Pada titik ini, kita hanya bisa berefleksi bahwa Palestina, wilayah dan penduduknya yang begitu akrab dengan sejarah Abrahamic, leluhur ketiga agama besar yakni Yahudi, Muslim dan Kristen masih bergulat dengan perjuangan kemerdekaannya. Bukankah tanah dan kemanusiaan mereka menjadi pusat perhatian kita kaum keturunan Abraham dalam Kitab Suci Taurat, Injil dan Alqu'ran sepanjang masa?  Tanah dan penduduk Israel sendiri masih penuh percecokan internal politik pemerintahan, apalagi tanah Palestina dan warganya.

Sampai kapan darah berhenti tercurah di Palestina? Tampaknya perang telah pecah sejak kaum keturunan Abraham menemukan diri masing-masing sebagai bangsa. Ini rupanya takdir dan wahyu dari Allah bahwa perang akan pecah di antara sama saudara keturunan Abraham untuk merebut kemerdekaan dan kebebasan sebagai anak-anak Allah yang benar. Sampai kapan darah berhenti tercurah di wilayah tanah suci? Tampaknya jawaban atas kebenaran ini hanya terdapat dalam semua Kitab Suci agama-agama kaum keturunan Abraham yang antara lain mengandung kebenaran bahwa, kita tidak membangun kemah abadi di dunia ini, kemah abadi kita yang utama ialah di surga.

Surga bisa dicapai dan diusahakan di dunia ini, namun surga di dunia ini hanya sementara. Kita ingin juga membangun surga di alam baka di mana perbuatan, pikiran dan perkataan yang kita torehkan di dunia ini menjadi jaminan untuk mendapatkan surga di alam baka. Surga ialah situasi di mana ada dialog penuh persahabatan, damai, sejahtera dan penuh cinta persaudaraan. Pembangunan sekular dan pembangunan rohani serta semua pembangunan di berbagai lini kehidupan dapat menciptakan surga di dunia namun kita toh ingin mencapai surga di alam baka sebagai kebahagiaan yang abadi dan paripurna.

________________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun