Saya sudah menonton kembali tayangan di Youtube tentang debat antara Trump versus Kamala Harris. CNN dan lembaga SSRS mengatakan Kamala unggul.Â
Trump bagaimana pun adalah pemilik debat itu tentu tidak cepat mengatakan No. Trump punya pertimbangan matang, pemilik demokrasi barat.
Sesungguhnya terdapat beberapa poin cukup menjadikan Kamala ungguli Trump dalam debat pada Selasa, 10 September 2024.
Debat diselenggarakan oleh ABC Network di NCC Philadelphia untuk Pemilu Presiden/Wakil AS pada tanggal 5 November 2024. Trump berasal dari Partai Republik, sedangkan Kamala berasal dari Partai Demokrat.
Trump satu atau dua kali menggunakan kata No. Mungkin saja kata itu ditafsirkan oleh para pengamat sebagai akibat Trump mau menyetir pembicaraannya sendiri dan tidak begitu tunduk terhadap maksud para penanya. Karena terikat masa lalunya
Dalam seni berdebat, pendebat harus berusaha untuk menolak secara halus dan tidak berterus terang agar para pendengar merasa tidak tersudut. Dengan demikian, para pendengar punya minat untuk terus perhatikan isi pembicaraan.
Dengan ucapkan No, maka ini berakibat cukup fatal. Para pendengar berbalik untuk mengatakan bahwa Trump tidak paham.Â
Dalam sebuah wawancara, ketika ditanya sikap Trump terhadap para pelaku pemboman WTC, Trump mengatakan ingin membebaskan para pelaku. Hal itu berarti Trump memasukkan diri dalam debat pro-kontra.
Tentu saja Kamala memanfaatkan kesempatan ini dan sepertinya mengambil alih debat. Di kata penutup, Kamala akui bahwa Trump memusatkan perhatian pada masa lalu (past), sedangkan dirinya memusatkan perhatian pada masa depan (future).
Di awal debat, Kamala memperkenalkan diri. Â Kamala Harris berusaha untuk membuat image bahwa Trump dikondisikan untuk mendukung Haris dalam kampanye dengan beberapa kali menyebut nama Donald Trump.Â
Bagi Kamala, Trump memiliki masalah tentang kebenaran. Selain itu, Trump punya masalah hukum. Dia masih ikut beberapa sidang pengadilan.
Kebenaran debat menurut Kamala Harris adalah ketika berbicara masalah sederhana tetapi amat populer. Kebenaran debat paling utama adalah masalah aborsi. Masalah aborsi adalah masalah politik, bukan masalah moralÂ
Kamala Harris  tidak menyoroti aborsi secara moral tetapi dari sudut politik. Bagi Kamala, politik berada di atas moral.Â
Kamala akan berjuang agar kaum wanita AS dapat meraih kebebasan dan hak-hak aborsi. Bagi Kamala, politik mempengaruhi kepenganutan moral.Â
Meskipun Kamala mendominasi debat versi CNN dan SSRS. Â Beberapa poin dimenangkan Trump yaitu ekonomi dan masalah luar negeri. Kamala Harris ungguli debat karena dia mendominasi pembicaraan.Â
Kamala menjawab isu wanita seperti aborsi. Hal itu agak ada di luar ekspektasi Trump yang seperti presepsi umum, cenderung persalahkan pelaku aborsi (wanita). Jika tawaran untuk ada debat kedua terjadi maka kita tunggu untuk melihat aksi Capres Trump dan Capres Kamala di debat kedua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI