Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Sanksi AS dan Negara-Negara Barat Tak Mempan Menekan Rusia?

4 Oktober 2022   10:03 Diperbarui: 4 Oktober 2022   18:09 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perekrutan tentara di Rusia untuk perang dengan Ukraina (Sumber foto: AP/dpa/picture alliance).

Di awal tahun 2022, Rusia menyerang Ukraina. Invasi Rusia atas Ukraina tampaknya "berhasil". Pada awal Oktober 2022 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memproklamirkan empat wilayah Ukraina (Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia) menjadi bagian negara Rusia. AS dan Barat sepertinya tak berbuat apa-apa terhadap ulah Rusia ini. Terlepas kecaman dari seluruh dunia terhadap Rusia, kita harus memetik banyak nilai dari invasi militer Rusia ke Ukraina. 

Pertanyaan tentang mengapa sanksi-sanksi AS dan Barat atas Rusia tak mempan menekan Rusia harus dijawab tuntas. Rusia, pada dasarnya bukan negara kapitalis, tetapi Rusia secara nyata telah menunjukkan kedigdayaan militernya atas Ukraina.

Pergeseran Sistem Ekonomi Dunia

Bagi saya "kemenangan" Rusia menunjukkan adanya pergeseran sistem ekonomi dunia secara signifikan. "Keberhasilan" militer Rusia di Ukraina menunjukkan semakin lemahnya taring kapitalisme di AS dan negara-negara Barat. Dengan semakin lemahnya taring kapitalisme, maka sanksi-sanksi AS dan negara-negara Barat atas Rusia tidak berarti lagi untuk menekan Rusia. 

Istilah sanksi ekonomi AS dan Barat, yang dahulu telah menunjukkan derajat superioritas kapitalisme di masa lampau, tetapi kini sudah seperti macan ompong, kehilangan taringnya terhadap Rusia. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi intern AS dan Barat telah berubah. Di dalam negeri, pemerintah AS dan negara-negara Barat tidak lagi menggunakan kebijakan ekonomi yang menyokong kapitalisme seperti dahulu. Pemerintah AS dan Barat lebih mendukung pengelolaan modal bersama atau korporasi dalam negeri. Sistem ekonomi korporasi mirip tetapi tidak sama dengan Koperasinya Indonesia. 

Faktor penyebab sanksi AS dan Barat atas Rusia tidak lagi mempan adalah paham kapitalisme telah semakin terdesak di AS dan negara-negara Barat. Jika dahulu, ketika kapitalisme masih berjaya di AS dan Barat, sanksi-sanksi ekonomi dari AS dan Barat berkekuatan amat mujarab untuk menekan saingan mereka. Sekarang sanksi-sanksi ekonomi dari AS dan Barat telah menjadi kehilangan daya sengatnya. Rusia tetap kuat menyerang Ukraina meskipun AS dan Barat memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi.

Setelah melemahnya pengaruh kapitalisme di AS dan Barat, sanksi-sanksi ekonomi dari AS dan Barat adalah gertakan sambal. Sebaliknya sistem ekonomi yang saat ini berlaku di Rusia lebih menguat. AS dan Barat selama beberapa tahun belakangan ini justeru belajar banyak dari cara Rusia mengelola sistem ekonominya yang saat ini begitu menguat di dunia. Kekuatan ekonomi Rusia adalah model yang kini dipelajari di seluruh dunia.

Sejak berapa tahun ini, AS dan Barat sudah tidak lagi bekerja sama erat dengan kaum kapitalismenya di dalam negeri, kaum kapitalisme yang dahulu telah merajai dunia ekonomi sejagat. Kebijakan ekonomi pemerintah AS saat ini adalah memberikan hak konsensi ekonomi kepada beberapa perusahaan untuk mengelola modal bersama/korporasi. Kebijakan ekonomi AS telah bergeser ke sistem pengelolaan modal bersama atau korporasi. 

Negara memberikan hak-hak eksplorasi ekonomi kepada beberapa kelompok usaha untuk mengelola modal bersama bagi kepentingan seluruh masyarakat. Jadi sistem ekonomi di AS dan Barat saat ini terlihat amat condong kepada model ekonomi korporasi, mirip tetapi tidak sama dengan Koperasinya Indonesia.

Model ekonomi korporasi atau kepemilikan modal bersama ini adalah model yang hampir serupa dengan sistem ekonomi Rusia yang tidak mendukung kapitalisme. Jadi kapitalisme atau sistem pemusatan modal pada satu tangan  saja telah melemah di AS dan Barat. Sebaliknya sistem pengelolaan ekonomi dari kepemilikan modal bersama atau korporasi menguat di AS, Barat dan Rusia.

Rusia menggerakkan pasukannya tidak atas sokongan modal kapitalisme-nya, tetapi murni pengelolaan dana mandiri dari modal bersama atau korporasi di tubuh militer Rusia sendiri. Jadi inilah rahasia sebenarnya yang membuat gerakan invasi militer Rusia benar-benar menguat dan gerakan militer Rusia tak bisa dibendung oleh Ukraina, AS dan Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun