Dalam dunia sekarang, komunikasi antara manusia meningkat dengan pelbagai bahasa komunikatif. Menariknya, ruang internet tidak hanya menyajikan kebutuhan material, namun juga adalah kebutuhan spiritual.Â
Melalui internet, kebutuhan spiritual disediakan dengan horizon yang luas. Horizon spiritual yang amat luas ini, menurut Plato dan Aristoteles telah menjamin kehidupan manusia sepenuhnya berbahagia.
Dunia membutuhkan spiritual dengan tren berubah. Menghadapi tren ini, ilmu filsafat, bersama dengan teologi, fisika, seni, politik dan bentuk budaya manusia lainnya, harus menjawab kebutuhan spiritual manusia di dunia sekarang ini. Sejak dahulu, ilmu filsafat, bersama teologi dan psikologi melayani konseling tentu harus mengubah paradigma bertindak.
Sekarang ini setiap proses bimbingan dengan pengetahuan filosofis melampaui hal-hal pragmatis. Kondisi ini yang oleh Raabe disebut sebagai tingkat transendensi.
Manusia sekarang mencari transendensi dalam semua bidang. Layanan transendensi ini ada dalam prespektif baru cara berfilsafat. Prespektif baru ini memiliki hubungan erat dengan dasar filsafat dan agama pada zaman Yunani kuno.Â
Ilmu filsafat harus tetap melayani sebagai terapi dalam bimbingan, karena problem manusia adalah problem kompleks dan menuntut penyelesaian segera.
Filsafat berfungsi sebagai terapi dalam bimbingan. Bagaimana model "transendensi" dalam terapi kontemporer di dunia saat itu? Tentunya dunia sedang dilanda problema metafisis yang ada dalam ranah filsafat. Tetapi tidak berarti filsafat perlu meningkatkan pengajaran doktrin metafisik.
Justeru dalam dunia modern saat ini, fokus ilmu filsafat harus berubah ke arah metode teknik. Dengan metode teknik, filsafat modern melampaui persepsi sehari-hari yang pragmatis. Empat gagasan para ahli di bawah ini dapat menolong cara kita berpikir tentang teknik-teknik filsafat secara transendensi.
1. Freud
Freud mengembangkan metode asosiasi bebas. Metode ini dikembangkan Freud dari metode hipnotis bersama rekannya, Josef Breuer. Metode asosiasi bebas dapat mendorong filsuf untuk melampaui cara berpikir yang biasa dan memasuki keadaan pikiran yang berubah yaitu: keadaan kebebasan mental yang tidak terbatas, mirip dengan suatu keadaan melamun.
2. Nietzsche