Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Maromak Oan: Hierarki Tertinggi Timor, Partisipasi dan Keabadian

15 Agustus 2015   19:01 Diperbarui: 8 Januari 2017   20:09 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaisar Maromak Oan Hendricus Nahak Seran v Wewiku Wehale. Sumber: Jan Geerdink. Maromak Oan merupakan hierarki kekuasaan tertinggi Timor.

Timor di Bawah Kekuasaan Waiwiku-Wehali

     Sumber Wikipedia menulis bahwa ekspedisi Antonio Pigafetta yang mengunjungi Timor tahun 1522 menekankan pentingnya kedudukan Waiwiku-Wehali di Timor. Pada abad ke-17 penguasa Wehali dianggap sebagai seorang Kaisar Timor yang menerima upeti dari dari semua raja Timor sebagai pengakuan atas kedaulatan mereka. Pada masa itu, Wehali yang disebutkan bersamaan dengan adik tetangganya kerajaan Waiwiku, yang saat itu berpusat di Laran menghidupkan jalinan relasi dengan kerajaan muslim di Makasar. Namun kekuasaan Waiwiku-Wehali kemudian dihancurkan oleh serangan Portugis pada tahun 1642 dan 1665.

     Sumber Wikipedia juga menulis bahwa pada 1742, kekuasaan Portugis atas Waiwiku-Wehali surut bersamaan dengan munculnya kekuasaan VOC di Kupang. Pada 1750, Waiwiku-Wehali menjalin kerja sama dengan VOC di Kupang. Liurai Jacinto Correia menandatangani kontrak dengan seorang diplomat Belanda, Johannes Andreas Paravacini. Menurut kontrak ini, disebutkan bahwa penguasa Waiwiku-Wehali ialah tuan atas semua kerajaan di Timor.

     Belanda berharap bahwa dengan kontrak ini sekaligus mempertegas kekuasaan Belanda juga atas wilayah Timorleste. Namun oleh karena keberadaan kekuasaan Waiwiku-Wehali lebih kepada ritual, maka pada abad-abad selanjutnya Waiwiku-Wehali selalu terambang-ambing antara kekuasaan Portugis dan Belanda. Sementara itu, Portugis-Belanda terlibat dalam persaingan sengit mengenai perbatasan antara wilayah Timor-Portugis dan wilayah Timor-Belanda.

     Secara harafiah Maromak Oan berarti putera Tuhan, ialah sebutan atau gelar kekuasaan tertinggi yang diberikan oleh kolonial Belanda kepada penguasa Waiwiku-Wehali yang menguasai secara pasif di mana Maromak Oan sebagai penguasa pasif mendelegasikan sebagian wewenang pemerintahannya kepada Liurai sebagai penguasa eksekutif atas Timor. Selanjutnya Belanda melanjutkan misi merekonstruksikan pemerintahan Belu pada tahun 1915-1916. Belanda mencoba untuk menggunakan penguasa tradisional sebagai Selbsbestuurder (raja di bawah pengawasan kolonial). Sebelumnya pada tahun 1916, Belanda membentuk 2 Federasi di Belu yakni Federasi Tasifeto dan Federasi Malaka. Upaya Belanda untuk menjadikan figur raja Seran Nahak sebagai raja Belupun gagal (1925-1930).

Liurai Luis Seneka Tei Serang-of Waihale. Died 11-5-2003. Penguasa Timor di bawah Maromak Oan
Liurai Luis Seneka Tei Serang-of Waihale. Died 11-5-2003. Penguasa Timor di bawah Maromak Oan
     Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, sejak saat itu bentuk pemerintahan tradisional dihapus, namun sebagian kecil elit tradisional mencoba untuk mempertahankan sejumlah kepentingan lokal.  Pada tahun 2013, melalui UU No. 3 Tahun 2013, pemerintah RI menyetujui pembentukan Kabupaten Otonom Malaka, di mana nama Malaka digunakan sebagai nama Kabupaten telah mengingatkan akan pewarisan sejarah RI atas bekas kekuasaan kolonial Belanda melalui pembentukan Federasi Malaka tahun 1916. 

Maromak Oan dan Keabadian 

     Pemerintah Belanda akhirnya menemui Sang Maromak Oan. Hasilnya Maromak Oan versi Belanda sebagai mana dipublikasikan ialah Hendrikus Nahak Seran. Diberitakan bahwa Belanda berhasil bertemu dengan Maromak Oan namun akhirnya menggunakan Liurai yang diyakini merupakan kaki tangan Maromak Oan sebagai penguasa aktif. Liurai inilah yang menjadi penguasan eksekutif atas Timor di samping sebagai kepala Federasi Malaka tahun 1916.

          Suatu ketika saya membaca sebuah dongeng yang menceriterakan tentang kelahiran Maromak Oan. Diceriterakan bahwa Maromak Oan ialah raja pasif Timor yang berkedudukan di Laran. Ia merupakan putera Tuhan dan hasil pernikahan antara seorang pria raja Belu dan seorang bidadari dari Khayangan. Ia lalu menjadi Kaiser Timor yang memerintah secara pasif yang memiliki pengaruh yang luar biasa besar atas Timor.

     Patut diakui bahwa penyebutan sangat cerdas Maromak Oan disiarkan oleh berbagai publikasi para cendikiawan penguasa kolonial yang dapat saja ikut mengkaburkan berbagai fakta kekerasan demi kekerasan yang telah menimpah Belu Selatan. Faktanya bahwa kekerasan terus saja terjadi. Penaklukan atas kekuasaan Maromak Oan oleh kekuasaan Portugis, kemudian oleh kekuasaan Belanda telah terjadi, Dan kini saat di mana ketika orang sudah semakin sadar akibat pendidikan, para terdidik sudah mulai sedikit menjauh dari tradisi lokal tradisional yang berisi pendewaan terhadap seorang manusia. 

 Gelar Yang Mendidik

     Sejak iman kristen mulai mengakar di bumi Timor telah diimani bahwa hanya Yesus Kristus merupakan Putera Allah, Sang Almasih. Yesus sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia. Ia lahir sebagai manusia, merasakan seperti apa yang manusia rasakan. Sementara ketika bangkit dari antara orang mati, Yesus menjadi putera Allah.  Yesus ialah Almasih yang dijanjikan. Allah sendiri memberikan kesaksian dalam peristiwa pembabtisan Yesus di sungai Yordan dalam Mat.3:17: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, Kepada-Nyalah Aku berkenan”. Selanjutnya iman akan Kristus berjalan berbarengan dengan pengetahuan ilmu dan teknologi. Keduanya yakni iman dan ilmu serta teknologi berjalan berdampingan dan saling mendukung.

     Ternyata sebutan gelar  Maromak Oan bagi penguasa pasif, merupakan penamaan gelar intelektual yang bersifat mendidik selama berabad-abad. Yang namanya mendidik tentu sering perlu dengan paksaan. Oleh karena itu harus tetap dilihat sebagai penyebutan gelar tertinggi berdasarkan kaidah-kaidah moral dan religius. 

Gelar Tertinggi Yang Menyatakan Adanya Masyarakat Subbangsa Untuk Abadi

    Gelar bagi kepemimimpinan tradisional Belu-Malaka merupakan kepemimpinan tata adat istiadat dengan bahasa tradisional dan kebiasaan dan tindakan ritual bermuara pada kesimpulan akan adanya keabadian manusia (dengan kebudayaannya) dan serentak menuju keyakinan akan adanya keabadian Tuhan yang terus berlangsung baik di dunia bahkan terus berlangsung abadi.

     Gelar itu hanya mau mengatakan bahwa manusia dan kebudayaan daerahnya dengan corak dan ragam khasnya akan terus ada untuk abadi. Dia bisa sama seperti Tuhan yang ada untuk abadi, keyakinan tentang Tuhan diwariskan melalui belajar di mana nama Tuhan menyatu erat dengan adat kebudayaan dan kebiasaan manusia yang abadi. Artinya bahwa hanya manusia yang berbudaya dengan bahasa daerah dengan berbagai presepsi dan filsafat daerah yang khas daerah bersangkutan sajalah merupakan manusia yang ber-Tuhan dan menyembah Tuhan. Pada tingkat yang lebih tinggi manusia dimampukan untuk berpartisipasi dalam keabadian Tuhan. 

Upaya Manusia Beriman Untuk Ciptakan Surga di Dunia Ini

     Nama menggambarkan kaidah religius manusia yang tampaknya padan dengan teologi, bahwa oleh karena kaidah religius dan kaidah moralitas itu dihidupkan secara sempurna di dunia ini, maka manusia ingin menciptakan gambaran surga, tempat penyucian dan neraka di dunia ini, meskipun surga, tempat penyucian dan neraka di dunia ini hanya bersifat sementara namun hal-hal itu bisa dilihat sebagai gambaran tentang surga, tempat penyucian dan neraka di alam sana.

     Di mana manusia menciptakan dialog penuh cinta persaudaraan di mana manusia mentaati norma-norma, teristimewa norma religius manusia bisa memperoleh kebahagiaan (meskipun sementara) di dunia ini. Dan akan berharap lagi bahwa manusia nanti bisa mendapatkan kebahagiaan yang abadi kelak di surga.

     Pada titik inilah manusia perlu berpartisipasi untuk rencana Tuhan. Manusia yang ikut berpartisipasi dengan keberadaan Tuhan digambarkan merupakan manusia yang ber-Tuhan, berbudi, bermoral, bertata susila, bernorma dan berorganisasi melalui agama, masyarakat dan negara. 

Hierarki Struktural Kekuasaan Tertinggi  Timor

     Maromak Oan ialah hirarki struktural tertinggi untuk pemerintahan Timor. Hierarki Maromak Oan berada di atas Liurai Timor. Beberapa struktur hierarki kekuasaan di Timor ialah Maromak Oan sebagai hierarki tertinggi. Selanjutnya di bawah Maromak Oan ada Liurai. Di bawah Liurai ada Loro-Loro dan di bawah Loro-Loro ada Nai-Nai.

     Hiararki ini menunjukkan adanya persyaratan manusia untuk berpartisipasi dalam keabadian dan malahan ikut serta memutuskan bersama-sama dengan Tuhan. Bahwa Manusia itu harus merupakan manusia yang sangat berkuasa, bersifat pasif dan memiliki kekuatan hidup dan kemampuan untuk memberikan hidup yang luar biasa besar sehingga karena itu diberi gelar tertinggi Maromak Oan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun