Mohon tunggu...
Arung Wardhana Ellhafifie
Arung Wardhana Ellhafifie Mohon Tunggu... Sutradara film -

Buku Terbarunya Tubuh-Tubuh Tompang Tresna (dan 7 lakon lainnya); (bitread, 2017), Gidher (Ladang Pustaka, 2017), Gambir (bitread, 2017), kumpulan puisi tunggal ; Mancok (Pustaka Ranggon, 2018), Mampus (Pustaka Ranggon, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Drama

Monolog "Artis Papan Atas"

16 Maret 2016   19:20 Diperbarui: 16 Maret 2016   19:36 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Sebuah Karya Monolog ARUNG WARDHANA ELLHAFIFIE

DI LOKASI SHOTING, DENGAN LATAR BELAKANG BLACK SCREEN, PERALATAN SHOTING SEPERTI KAMERA, PORTA JEEB, KURSI SUTRADARA, MONITOR ATAU LCD, BEBERAPA LAMPU HMI, KONOFLO DAN LAIN SEBAGAINYA. DI SISI LAIN ADA TEMPAT RIAS MAUPUN KOSTUM YANG BERADA DI SATU RUANGAN. PERTUNJUKAN DIBUKA DENGAN ORKESTRA YANG DIMAINKAN DENGAN CARA ACAPELA(MUSIK MULUT) URBAN, SEPERTI GRAMBANG KROMONG YANG DIPADU DENGAN ANGKLUNG, SRONEN, KENDANG. SEPIRING NASI TERLEMPAR PECAH KE PERMUKAAN LANTAI, BERANTAKAN NASI TAHU TEMPE. TAK LAMA KEMUDIAN SUTRADARA MUNCUL YANG TENGAH MEMERANKAN ARTIS TAMPAK MEMBERIKAN CONTOH PADA AKTORNYA. DIA MENGAMBIL NASI TAHU TEMPE YANG BERANTAKAN ITU, LALU MENGINJAK-INJAKNYA SEMBARI BERBICARA.

Menjadi miskin bukan sebuah nasib, melainkan sebuah pilihan, menjadi kaya juga sebuah pilihan, bukan sebuah nasib. Menjadi budak para kafir kapitalis juga sebuah pilihan, atau menjadi simpanan pejabat kafir, atau menjadi pengusaha murtad juga sebuah pilihan, bukan sebuah nasib. (JEDA) Norma hanya aturan dan sebuah permainan teka-teki yang belum jelas ujungnya, agama pun juga sebuah peringatan manusia agar terhindar dari malapetaka melalui kitab sucinya yang belum tentu kebenarannya, karena hingga kini aku belum bertemu langsung dengan Tuhan, ataupun malaikat yang menceritakan kenikmatan neraka dan kekejaman surga. (JEDA) Aku curiga jangan-jangan neraka dan surga yang dijanjikan Tuhan itu tak pernah ada selamanya. Aku curiga keduanya cuma palsu belaka.

ARTIS PAPAN ATAS INI KEMUDIAN BERPOSE LAYAKNYA SEORANG FOTO MODEL MAJALAH DEWASA. SEOLAH-OLAH DIA SEDANG BERKOMUNIKASI DENGAN FOTOGRAFERNYA HINGGA PROSES ITU SELESAI. TAK LAMA KEMUDIAN ARTIS INI BERIAS SEMBARI BERBICARA DENGAN MANAJERNYA.

Berapa? (JEDA) Naikin! Kurang uplah! Hah? Gak ah kalau cuman segitu, masalah service mah gampang, (SEMBARI AKTIFITAS MENGGANTI BAJU ATAU MEMBUKA STOCKING LABA-LABANYA) Gue bakal muasin dia deh, kayak biasanyalah, pejabat-pejabat lainnya juga gak pernah complain kan selama ini, malah ketagihan. Kayak gak tahu gue aja, elo. (JEDA) Gini aja deh, pertiga jam 500 juta titik, kalau gak mau ya udah, gue juga belum ngasih elo kan 10 juta lumayan kan. (JEDA) Ya segitu aja titik, kalau gak mau cari pejabat yang mau aja, cukup!

SEKETIKA SUTRADARA ITU DUDUK DI KURSINYA, MENYALAKAN ROKOK, MELEPASKAN DRESNYA, LALU MEMAKAI CELANA PANJANG, MEMASANG CAMBANG DAN KUMIS DI WAJAHNYA SENDIRI, DI DEPAN CERMIN MAKEUP. SUTRADARA MENGIKAT RAMBUT PANJANGNYA, LALU MEMAKAI WIG SENDIRI DENGAN RAMBUT PENDEK SEMBARI MEMARAHI ARTISNYA.

Ngono kalau akting, koyok ngono, berhari-hari shoting aktingmu gak pernah bener, jancok koen! Aku wes berulang kali bilang, konsentrasi kalau sedang akting, jangan pernah mikirin masalah pribadi, apalagi seng hubungane ambek ngencok, itu haram kalau koen iku tengah berakting neng kene, mungkin neng tempat lain olle. (JEDA) Opo? Mau marah sama aku? Mau lapor? Lapor sana ambek majikanmu. Lapor sana sama produsermu seng begok iku! (JEDA) Ojok kiro aku weddi sama produsermu, aku gak pernah takut, aku cuma takut sama ibuku, sama ayahku, sama Gusti Allah, (JEDA) yo wes kalau gak wani lapor, mending sekarang koen iku akitng seng bener. Kan ceritane pengalamanmu sendiri, koen iku mainin diri sendiri gampang kan? Realis keseharian kamu. (JEDA) Opo? Koen tersinggung, emang kenyataannya kok, koen iku emang resek di lokasi shoting, sok ngartis, sok foto model top, padahal majalah dewasa, modal ngangkang doank,  sok simpenan pejabat, emang kenyataannya, jadi gak usah marah sama aku, (JEDA) toh yang kamu lakuin iku kenyataan sehari-hari, tawar menawar setelah adegan selesai, itu kan  kebiasaanmu sehari-hari, semua orang udah tahu, (JEDA) sebenarnya skenario iki emang pas buat kamu. Yang nulis iki pinter tenan.

 

SUTRADARA DUDUK DI KURSINYA, MASIH MENGHISAP SISA-SISA ROKOKNYA. DIA MEMPERHATIKAN MONITOR ATAU LCD DENGAN SEKSAMA. DIA SEPERTI MEMPERHATIKAN AKTING AKTORNYA YANG MULAI CUKUP BAIK. SUTRADARA TENGAH BEREKPRESI, SEMAKIN LAMA DIA SEPERTI MERASAKAN KALAU ARTISNYA BERMAIN SESUAI DENGAN  HARAPANNYA, TAPI SEKETIKA HANDPHONE BERBUNYI. SUTRADARA TAMPAK MELIHAT ARTIS YANG MENGAKHIRI ADEGAN SEMAUNYA TANPA ABA-ABA CUT DARI DIRINYA.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun