Mohon tunggu...
Taufik AAS P
Taufik AAS P Mohon Tunggu... Penulis - jurnalis dan pernah menulis

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Uwentira Putri

30 Desember 2017   00:36 Diperbarui: 3 Januari 2018   16:47 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Anehnya, meskipun kami  begitu dekat, aku tidak pernah berani katakan cinta pada Tira. Ia juga tidak pernah bertanya, apakah aku mencintai dirinya. Tak apalah, kurasa diriku sudah nyaman saja bersama gadis ini. Tanpa cintapun kami bisa jalan bareng kemana saja di kota ini.

"Tira, apakah pacarmu tidak marah, kalau kita bersama terus."

"Tidak, kalau kamu. Adakah pacar di Makassar."

"Tidak, aku tidak punya pacar."

"Kalau aku punya calon suami di kampung."

Huk, puhhh. Kopi yang kuhirup termuntah lewat hidung. Bagai disambar petir di siang bolong, aku kaget mendengar kalau Tira sudah punya tunangan di kampung.

"Tenang saja dank."

Dengan slang, "dank," ala Kaili, Tira menyapu punggungku pakai telapak tangannya yang lembut. Aku kembali tenang dan mengisap dalam-dalam rokok kegemaranku. Walau peringatan pemerintah, merokok bisa merusak kesehatan, impotensi dan gangguan janin. Tetapi menurut teman-teman jurnalisku, merokok adalah bagian dari inspirasi dan semangat kerja.

Tira  terus perhatikan mulutku  bagaikan cerobong mini menumpahkan gumpalan asap. Gadis Kaili ini tahu kalau aku gelisah dengan perasaan tidak menentu. Tentu saja ini adalah kebodohanku, membocorkan perasaan.

"Tiro, apakah engkau mencintaiku."

Pertanyaan Tira membuatku lega. Inilah pertanyaan yang berhari-hari aku nantikan dari mulut indah wanita ini. Tentu saja aku akan menjawabnya dengan pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun