Mohon tunggu...
Novrinaldi Syafni
Novrinaldi Syafni Mohon Tunggu... Dosen -

H. Novrinaldi. S. Lc || Alumni Pesantren Darel Hikmah Pekanbaru || Alumni Universitas Al Azhar Cairo || Twitt: @NovrinaldiSapni || FB: Novrinaldi Syafni

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda Solusi Terbaik Bangsa

2 September 2014   09:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya ingin mengutip ulang perkataan seorang proklamator bangsa Indonesia (Soekarno), “Berikan kepadaku 10 orang pemuda maka akan aku goncangkan dunia”. Kata-kata ini tentu tidak sekedar kata-kata biasa, melainkan ada motivasi terbesar dari seorang pemberani seperti Soekarno untuk meyakinkan para pemuda sekaligus membuktikan kepada bangsa, bahwa perubahan besar itu bisa dilakukan oleh para pemuda, dan ternyata hal ini terbukti.

Berawal pada tanggal 28 Oktober tahun 1928, saat diadakannya sebuah konfrensi akbar, dimana para pemuda berkumpul untuk mengikrarkan sebuah janji yang kita kenal dengan sumpah pemuda yang sisinya: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Semangat sumpah pemuda melahirkan sebuah perjuangan besar yang berujung pada satu  titik kebebasan yaitu kemerdekaan. Tepat pada tanggal 17 agustus 1945 Soekarno pun memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia, sang saka merah putih pun berkibar lebar di angkasa yang bertanda bahwa indonesia memiliki perubahan status, dari terjajah menjadi  merdeka. Ini adalah sebuah perubahan besar dan perubahan ini mayoritas dilakoni oleh para pemuda.

Sejarah ini tentunya sudah kita pelajari di bangku sekolah, akan tapi kita mungkin sedikit melupakannya. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa indonesia memiliki sejarah emas dimasa lalu, yaitu sebuah keberhasilan besar dalam mengusir penjajah dari bumi pertiwi,  indonesia juga memiliki insan-insan hebat yang berpengaruh tidak hanya di indonesia, akan tetapi juga di kanca dunia dan kebanyakan dari mereka adalah para pemuda, seperti yang kita kenal, Soekarno, Mohammad yamin, M. Hatta dan lain-lain. itulah sebabnya keberadaan pemuda selalu dikaitkan dengan nasib sebuah bangsa.

Nah, saat ini indonesia tengah berada dalam tumpukan maslah yang begitu banyak, tidak ada salahnya jika kita sedikit kembali kebelakang mengenang sejarah tersebut untuk membangkitkan kembali semangat juang para generasi muda, karena bagi saya “Pemuda adalah solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan bangsa”. Akan tetapi  pemuda seperti apa yang pantas menjadi agen perubahan tersebut. Ada beberpa hal yang perlu kita ketahui, siapa sebenarnya pemuda itu? dan Tipe pemuda seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini?

1. Siapa pemuda itu

Ada beberapa pengertian tentang pemuda. Pertama: Dalam kamus bahasa Indonesia, pemuda berarti orang yang masih muda, yang bisa dikatakan sebagai harapan bangsa, atau anak muda laki-laki yang akan menjadi pemimpin bangsa.  Dari pengertian diatas kita dapat sedikit menyimpulkan bahwa pemuda  adalah harapan masa depan bangsa, pemuda adalah calon leader (pemimpin) yang akan memimpin bangsa, hal ini tentu menggambarkan kepada kita bahwa pemuda meng-handle peranan penting dalam sebuah negara. Sejarah telah banyak mengukir prestasi-prestasi gemilang yang dilakukan oleh para pemuda, salah satunya ialah kisah Muhammad Al-Fatih penakluk Konstantinopel. Tercatat dalam sejarah bahwa beliau menaklukan kota tersebut dalam usia kurang lebih 23 tahun.

Kedua: Secara hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh dengan tanda-tanda yang telah ditentukan agama. Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya diamanahi berbagai macam harapan. Hal ini dapat dipahami karena pemuda adalah generasi  harapan yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Dalam hal ini lagi-lagi As-syabab (pemuda) menempati posisi penting untuk kemajuan bangsa.

2. Tipe pemuda seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa kita Indonesia?

Ada beberapa kriteria pemuda yang sangat dibutuhkan oleh bangsa kita saat ini, diantaranya:

1. Salimul ‘aqidah (Memiliki pondasi keyakinan yang kokoh)

Bangsa kita butuh pribadi yang memiliki Akidah yang kokoh dan pondasi iman yang kuat.  Pemuda-pemuda yang memiliki akidah dan keyakinan yang kokoh tentu dapat membawa citra bangsa ke arah yang lebih baik. Jika hal ini sudah tertanam dalam diri manusia, maka iman dapat berfungsi  membentengi manusia dari perbuatan-perbuatn yang dilarang oleh agama, dan pemimpin yang lahir bukan lagi pemimpin yang hobi memakan hak rakyat, justru santun dan pemurah terhadap mereka, karena keimanan membuat ia merasa takut kepada Allah sehingga ia semakin dekat denganNya.

2. Mathinul Khuluq (Berakhlak mulia dan berbudi luhur)

Bangsa kita dewasa ini sedang mengalami krisis budi pekerti, kurangnya rasa saling menghargai, hormat menghormati, santun terhadap sesama dan lain sebagainya, sehingga akhir-akhir ini yang sering terjadi adalah perpecahan, perseteruan dikarenakan kurangnya akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur terhadap sesama.  Padahal Rasulullah sendiri mengajarkan kepada kita tentang betapa pentingnya akhlak dalam kehidupan kita, itu terbukti dengan salah satu hadist yang menyebutkan bahwa “Innama bu’istu li utammima makarimal akhlak” Rasul diutus unutk menyempurnakan akhlak manusia.

3. Mujahadatun nafsi (Optimisme/ bersungguh-sungguh)

Memiliki jiwa yang optimis, sungguh-sungguh dalam melakukan kebaiakan, pantang menyerah dengan situasi dan keadaan. kepribadian pemuda yang seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh indoensia dalam membangun bangsa. Karena impian itu masih bisa terwujud dengan kerja keras dan semangat keoptimisan.

4. Tsaqafatul fikri (Cerdas dalam berfikir/ berwawasan luas)

Maju atau tidaknya suatu negara dilihat dari seberapa banyak kaum intelektual yang berada di negara tersebut. Karena untuk membuktikan majunya sebuah peradaban,  maka kita butuh ilmuan sebanyak-banyaknya. Maka keberadaan para pemuda yang berwawasan luas mutlak dibutuhkan bagi kemajuan bangsa. Berkaitan dengan hal ini Allah telah memberikan kuncinya kepada kita semua yaitu “iqra’ membaca, membaca dan membaca.

5. Harisun ‘ala waktihi (Menghargai waktu)

Al-quran sudah mengajarkan kita bagaimna seharusnya kita menghargai waktu “wal ‘asr innal insana lafi khusrin” demi masa, sesungguhnya manusia berada dalm posisi rugi. Jika seseorang tidak bisa mengatur waktunya bagaimna ia bisa mengatur yang lainnya, ketepatan dan keteraturan seseorang terlihat ketika seberapa besar ia menghargai waktunya. Pepatah barat mengatakan “Time is money” waktu adalah uang, pepatah arab mengatakan “Al waktu kas saifi” waktu bagaikan pedang, jika kita tidak bisa menggunakannya dengan baik maka ia yang akan membunuh kita. Begitu berharganya waktu dalam kehidupan kita maka wajar jika orang yang tidak bisa menggunakan dan mengatur waktu dengan baik ia akan menjadi orng –orang yang merugi.

6. Nafi’un lighairihi (Bermanfaat bagi yang lainnya)

Di samping itu, krisi kepedulian juga sedang melanda kita, lihat saja berapa banyak orang yang  hanya mau berbagi kesenangan di tengah penderitaan bangsa. Ketahuilah ketika kita mampu melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada orang lain, maka keberadaan kita di tengah-tengah mereka merupakan sebuah manfaat. Itu sebabnya kita dituntut untuk menjadi manusia yang “Khairunnas anfa’uhum linnas” menjadi manuisa yang terbaik, yaitu bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Jadilah seprti air yang mengalir walaupun sedikit tapi tetap mencusikan, jangan jadi seperti air yang tergenang, karena air yang tergenang itu akan menimbulkan penyakit dan kotoran. Jika keberadaan kita hanya sebagai air yang tergenang, sungguh kita adalah manusia yang merugi.

Dengan demikian,  jika 6 kriteria di atas dapat kita miliki, maka mimpi keoptimisan itu insya Allah akan segera terwujud, dan sejarah keemasan bangsa akan berulang kembali.  Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun