Mohon tunggu...
Najmi Kamilah
Najmi Kamilah Mohon Tunggu... Pelajar

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayang Bayang di Balik Hati

25 September 2025   20:35 Diperbarui: 25 September 2025   20:35 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tempat tidur rumah sakit, Ilham datang untuk menjenguk. Dengan suara lembut, ia berkata, "Yan, Allah masih mencintaimu. Jangan pergi dari dunia ini dengan hati yang keras. Ingatlah, hidup ini singkat. Buka hatimu, dan bertobatlah. "

Air mata Rayyan mulai mengalir. Untuk pertama kali, hatinya mulai mencair. Semua ingatan tentang dosa dan ketidakjujuran berputar seperti film dalam pikirannya. Ia menyadari, selama ini ia hanya berpura-pura baik, padahal hatinya penuh noda.

"Ilham. . . aku merasa takut. Aku takut Allah tidak akan memaafkanku," katanya dengan suara terbata-bata. Ilham menggenggam tangan Rayyan dengan kuat. "Tidak ada dosa yang lebih besar dari kasih sayang Allah. Jangan biarkan hatimu tetap keras. Ucapkan dengan tulus, minta ampun sekarang juga. "

Dengan suara yang tersendat-sendat, Rayyan beristigfar dan berdzikir, meminta ampun kepada Allah. Meskipun tubuhnya lemah, hatinya mulai lembut. Ia beristigfar dan berdzikir dengan sungguh sungguh, karena ia tidak tahu apakah Allah akan memberikan waktu lebih banyak atau malah menjemputnya segera. Yang jelas, kesempatan kali ini, ia gunakan dengan sebaik mungkin.

Malam itu, Rayyan merasakan ketenangan yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan. Dari peristiwa yang menimpanya, ia belajar bahwa kepura-puraan dan hati yang keras hanya akan membawanya ke sebuah kesengsaraan. Sementara kejujuran dan taubat dapat menjadi cahaya yang dapat membimbingnya menuju ketenangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun