Mohon tunggu...
Faricha Aulia
Faricha Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Data analis, Programmer, penulis kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Software Engineering Operations: Strategi Modern dalam Mengelola Insfrastruktur Perangkat Lunak

9 Mei 2025   20:24 Diperbarui: 9 Mei 2025   20:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Copilot (Dall-e)

Dalam dunia digital yang terus berkembang, organisasi menghadapi tekanan untuk membangun sistem perangkat lunak yang tangguh, skalabel, dan efisien. Salah satu aspek krusial dalam hal ini adalah bagaimana perangkat lunak dioperasikan dan dikelola setelah tahap pengembangan. Konsep Software Engineering Operations muncul sebagai pendekatan holistik yang menggabungkan praktik pengembangan perangkat lunak dengan pengelolaan infrastruktur secara operasional. Fokus utamanya tidak hanya pada bagaimana perangkat lunak dibuat, tetapi bagaimana perangkat lunak tersebut dijalankan secara berkelanjutan.

Salah satu isu strategis dalam rekayasa operasional perangkat lunak adalah pemilihan model deployment, yaitu cara dan tempat sistem perangkat lunak dijalankan. Tiga pendekatan utama yang sering digunakan adalah On-Premises Deployment, Cloud Deployment, dan Hybrid Deployment. Masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan tantangan tersendiri dalam konteks efisiensi, keamanan, skalabilitas, dan keberlanjutan.

On-Premises Deployment: Kontrol Penuh dalam Lingkungan Tertutup

Model on-premises merujuk pada pendekatan di mana seluruh perangkat keras dan perangkat lunak dikelola di lingkungan lokal organisasi. Server, jaringan, penyimpanan, dan sistem pendukung lainnya diinstal secara fisik di pusat data milik sendiri. Pendekatan ini memberikan kontrol penuh atas seluruh infrastruktur. Hal ini sangat penting bagi organisasi yang memiliki kebutuhan tinggi terhadap keamanan data, kepatuhan terhadap regulasi tertentu, atau ingin menghindari ketergantungan terhadap penyedia layanan eksternal.

Kelebihan dari model ini adalah stabilitas, privasi, dan kemampuan untuk melakukan konfigurasi khusus sesuai kebutuhan internal. Namun, di sisi lain, biaya awal sangat besar karena harus berinvestasi dalam perangkat keras, perawatan, serta tim operasional yang berpengalaman. Fleksibilitas dan skalabilitas pun menjadi tantangan, terutama saat beban kerja meningkat tiba-tiba dan memerlukan kapasitas tambahan dalam waktu singkat.

Cloud Deployment: Fleksibilitas dan Skalabilitas Tinggi

Berlawanan dengan pendekatan tradisional, cloud deployment menawarkan model operasional yang jauh lebih fleksibel. Dalam model ini, organisasi menyewa sumber daya komputasi dari penyedia layanan seperti AWS, Google Cloud, atau Microsoft Azure. Seluruh sistem dijalankan di infrastruktur milik penyedia tersebut, yang memungkinkan pengembang untuk mengakses sumber daya sesuai permintaan.

Keunggulan utama cloud deployment terletak pada kemampuan skalabilitas otomatis, efisiensi biaya berbasis penggunaan (pay-as-you-go), serta kecepatan dalam melakukan iterasi dan pengembangan. Tim rekayasa perangkat lunak dapat memanfaatkan layanan seperti serverless architecture, auto-scaling, dan continuous integration pipelines tanpa harus memikirkan pemeliharaan perangkat keras fisik.

Namun, model ini juga memiliki tantangan, terutama dalam hal ketergantungan terhadap pihak ketiga, potensi gangguan layanan global, dan isu kepatuhan terhadap data lokal. Selain itu, biaya layanan cloud bisa membengkak tanpa strategi manajemen yang baik, terutama ketika arsitektur sistem tidak dioptimalkan untuk efisiensi sumber daya.

Hybrid Deployment: Menjembatani Dunia Lokal dan Awan

Untuk menjawab kebutuhan kompleks organisasi modern, muncul pendekatan ketiga yaitu hybrid deployment. Model ini menggabungkan kekuatan on-premises dan cloud deployment dalam satu ekosistem terintegrasi. Sistem-sistem yang sangat sensitif atau memerlukan respon cepat tetap dijalankan secara lokal, sementara beban kerja yang tidak kritis atau sangat dinamis dipindahkan ke cloud.

Hybrid deployment memungkinkan organisasi menjaga kontrol atas aset penting sambil tetap mendapatkan manfaat dari fleksibilitas cloud. Misalnya, sebuah rumah sakit dapat menyimpan data rekam medis secara lokal untuk menjamin privasi, tetapi menjalankan analisis data dan sistem pendukung keputusan di cloud.

Meski fleksibel, model ini menuntut kompleksitas manajemen yang lebih tinggi. Integrasi antar lingkungan, keamanan lintas sistem, dan sinkronisasi data menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, peran arsitektur perangkat lunak dan tim software operations sangat vital dalam menyusun strategi yang tepat agar sistem hybrid dapat berjalan efisien dan aman.

Integrasi dengan Strategi Operasional Perangkat Lunak

Ketiga model deployment ini tidak dapat dipilih secara sembarangan. Mereka harus dikaitkan dengan strategi teknis, operasional, dan bisnis secara menyeluruh. Dalam konteks rekayasa operasional perangkat lunak, pemilihan model deployment harus mempertimbangkan siklus pengembangan perangkat lunak, mekanisme pembaruan sistem, pemantauan, serta otomatisasi proses.

Sebagai contoh, penerapan DevOps dan pendekatan continuous delivery hanya dapat optimal jika dipadukan dengan arsitektur deployment yang mendukung. Cloud sangat unggul dalam mendukung pipeline otomatis, sementara on-premises perlu dibangun dengan kemampuan serupa secara manual. Hybrid dapat menawarkan kombinasi kekuatan keduanya, jika dirancang dengan pendekatan berbasis layanan (service-oriented).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun