Mohon tunggu...
Deka Amalia
Deka Amalia Mohon Tunggu... Writer & Writing Trainer -

Telah menjadi dosen selama lebih dari 20 tahun. Ketua komunitas Women Script Community dan mendirikan Writing Training Center. Founder Writerpreneur Club. Dapat dihubungi di fb Deka Amalia Ridwan dan instragram : ig deka66

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Pembicara di Universitas Sahid tentang Menyiapkan Naskah Terbit

15 Juli 2016   18:27 Diperbarui: 16 Juli 2016   11:39 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Akhir Februari 2016 lalu, saya diminta menjadi pembicara di acara Seminar Pasca Sarjana Universitas Sahid. Topik yang diminta adalah tentang menyiapkan naskah terbit. Sementara tema dari seminar itu sendiri adalah wisata usaha dan industri kreatif. Menurut saya tepat sekali kaitannya karena buku sebetulnya adalah bagian dari industri kreatif. Buku adalah hasil kreatifitas penulis, namun bukan hanya penulis sendiri. Ada banyak hal yang membantu penulis untuk bisa membuat bukunya dikemas cantik dan sampai pada pembaca. Berikut beberapa hal yang saya sampaikan di seminar tersebut...

Pada intinya setiap orang bisa menulis, punya sesuatu untuk dituliskan dan punya kesempatan untuk bisa memiliki buku solo. Sebuah buku solo tentu sangat berarti bagi setiap orang, merupakan pencapaian dan kebanggaan tersendiri bisa menerbitkan sebuah buku. Pertanyaannya seringkali orang tidak tahu mau menulis apa ya? padahal bisa jadi keinginan untuk punya buku terselip di dasar hati. Selain itu tentu sangat bahagia bisa memberi manfaat bagi banyak orang melalui buku kita. Seringkali saya mndengar ada yang mengatakan, pengen deh bisa punya satu buku saja seumur hidup walaupun nanti bisa jadi ketagihan. Karena biasanya jika sudah punya satu buku, keinginan untuk menulis lagi dan lagi, tumbuh dengan besarnya. Nukmatnya memang luar biasa.

Berikut beberapa hal yang saya sampaikan di seminar tersebut secara singkat ya...

Hal pertama adalah mulailah mencari ide dari diri sendiri, punya pengalaman apa, pengetahuan apa dan pengamatan apa tentang sesuatu. Karena berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan pengamatan itu justru ide yang timbul bisa banyak sekali. Nah, dari sekian hal yang kita temukan, ambil satu ide yang paling kita kuasai atau kita minati. Mulailah mencari tahu tentang hal itu, dengan membaca banyak buku referensi. Dari situ akan berkembang lebih dalam hingga bisa mulai kita buatkan outlinenya.

Langkah selanjutnya adalah dengan menuliskannya. Jika mampu dilakukan sendiri boleh saja, tetapi jika membutuhkan bantuan bisa mengikuti program saya. Dari mulai konsultasi hingga privat mentoring. Alhamdulilah, sudah 20 buku solo terbit dari yang mengikuti program saya. Jika ingin menulis sendiri tentu boleh saja, tuangkan dulu semua hal sesuai dengan outline yang dibuat. Setelah itu baca ulang dan revisi. Self editing adalah sebuah keharusan untuk meyakinkan diri jika tulisan kita bagus. Jika membutuhkan bantuan kita bisa mencari first reader, editor atau proofread. Banyak freelancer berpengalaman yang siap membantu memoles sebuah naskah menjadi cantik.

Satu hal yang jangan pernah dilupakan, jika kita ingin buku kita laris dan diminati pembaca. Pastikan kita menulis sesuatu yang berbeda dan menarik. Sesuatu yang bermanfaat dan dibutuhkan. Sebuah buku selain ada unsur menghibur juga harus mendidik. Ada sesuatu yang bisa memberi manfaat bagi pembacanya. Jangan kuatir jika ide yang kita miliki sudah banyak ditulis orang, masih banyak celah untuk membuatnya bisa tampil beda dan menarik. Salah satunya dengan menggunakan sudut pandang yang beda atau dengan menggabungkan beberapa hal dalam satu kemasan. Bisa juga mencampur dengan beberapa ragam genre. Ibaratnya mengolah resep masakan, kita bisa memberikan sentuhan yang beda.

JIka naskah sudah siap kita bisa memilih penerbit yang tepat. Seringkali sebuah naskah ditolak bukan karena naskah kita jelek tetapi kita mengirim ke penerbit yang tidak tepat. Penerbit tetap mengutamakan bisnisnya, dalam bisnisnya mereka punya visi, misi, target pembaca dan tujuan yang beda. Pelajari dulu penerbitnya, hingga kita bisa memilih penerbit yang tepat. Dengan begitu peluang naskah kita diterbitkan lebih besar. Hanya jika ke penerbit mayor kita harus bersabar menunggu terbitnya, karena biasanya antrian terbit cukup panjang. Sekitar 6 bulan hingga 2.5 tahun. Lama ya, tetapi sabar saja. Karena jika sudah terbit, waktu menunggu itu menjadi tidak berarti. Namun, jangan fokus pada naskah yang sudah kita kirim. Fokus saja pada berkarya lagi. Beberapa naskah saya juga masih menunggu terbit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun