Seiring dengan perkembangan zaman dan kemunculan internet, semakin mempermudah pekerjaan manusia. Setiap masyarakat bisa dengan bebas menjadi apapun yang mereka mau dan melakukan apapun yang mereka suka. Semakin pesat perkembangan internet, semakin banyak pula kemunculan citizen journalism. Setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi citizen journalism. Jadi, setiap masyarakat bisa menjadi jurnalis versinya masing-masing.
Apa sih itu Citizen Journalism?
Shayne Bowman dan Chris Willis mendefinisikan citizen journalism sebagai '...the act of citizens playing an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and disseminating news and information". Jadi, sekarang masyarakat memiliki peluang yang sama seperti seorang jurnalis untuk mengumpulkan, melaporkan, menganalis sebuah berita dan informasi.
Unsur -- Unsur Citizen Journalism
Menurut Pepih Nugraha (2012) terdapat beberapa unsur pada citizen journalism, yaitu:
- Jurnalisme warga merupakan warga biasa yang bisa jadi siapa saja dari golongan manapun, misalnya ibu rumah tangga, guru, pelajar, pegawai negeri sipil, wirausahawan, dan lain-lain.
- Jurnalis warga bukanlah wartawan profesional, yang artinya tidak terlatih sebagai wartawan profesional seharusnya.
- Jurnalisme warga terkait fakta atau peristiwa yang terjadi dan benar-benar fakta yang dilaporkan atau benar-benar memuat peristiwa yang sebenarnya terjadi.
- Jurnalisme warga memiliki kepekaan atas fakta atau peristiwa yang terjadi, yang berarti memiliki kemampuan untuk melihat segala kemungkinan suatu peristiwa untuk diolah menjadi berita.
- Jurnalisme warga harus memiliki peralatan teknologi informasi yang mendukung seperti alat perekam untuk mewawancarai narasumber, kamera  untuk memotret momen-momen penting, dan beberapa alat yang membantu proses peliputan berita. Selain itu, jurnalisme warga harus memiliki kemampuan menulis atau melaporkan dan memiliki semangat berbagi informasi dengan yang lainnya.
Prinsip Dasar Citizen Journalism
Bighow Guide mengutip dalam "Citizen Journalism Basics" mengenai lima prinsip dasar mengenai citizen journalism, yaitu:
- Accuracy: bicara mengenai sebuah berita yang diproduksi harus bersifat akurat dan tepat.
- Thouroughness: seorang jurnalis warga harus memerhatikan mengenai kecermatan dan ketelitian.
- Transparency: harus mengutamakan transparansi serta keterbukaan dalam peliputan berita.
- Fairness: seorang jurnalis warga harus bersifat jujur.
- Independence: seorang jurnalis warga harus bersifat independensi; tidak berpihak dan tidak terikat pada kelompok manapun.
Meski diniliai "hanya" citizen journalism atau dianggap amatir dan bukan profesional, berita yang dibuat olehnya harus mempertimbangkan akurasi dari segi penulisan (redaksi) dan juga konten (isi, substansi, falta, dan data). Oleh karena itu, seorang citizen journalism juga memerlukan verifikasi dan validasi mengenai data yang diperolehnya.
Manfaat Citizen Journalism
Steve Outing (2008) memaparkan bahwa "Digital technologies -- the Web, e-mail, blogs, digital cameras, camera phones -- have evolved to the point where people on the scene share with professional journalists the ability to reach a wide audience, to tell and show the world what they saw and experienced. Where once disaster eyewitness photographs and videos turned up for widespread viewing only on news programs and in newspapers, today through e-mail, blogs, and a blogging infrastructure that spreads amateur news quickly and efficiently, they often find large audiences without the help or need of mainstream news outlets"
Dengan adanya Citizen Journalism, sebuah berita dapat diberitakan dengan cepat dan langsung sesuai dengan waktu kejadian tersebut berlangsung, serta keakuratan berita bisa disamakan dengan media mainstream lainnya. Dibantu dengan kecanggihan teknologi, seorang citizen journalism mampu memberikan kualitas gambar, video, serta berita yang tak kalah dengan jurnalis profesional. Â
