Setelah delapan bulan mendekap di penjara kalisosok, udara segar kembali dirasakan oleh Tjokroaminoto tepatnya pada bulan April 1922. Pada tahun ini pula ia menikah dengan istri keduanya yang bernama Roestina. Sarekat Islam mengalami perpecahan besar dengan terbentuknya Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh beberapa mantan anggota SI. Sedangkan Tjokroaminoto tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip Islam dan nasionalisme, menolak ideologi komunisme. Tahun-tahun berikutnya Tjokroaminoto terus aktif dalam kegiatan politik dan sosial, meskipun kesehatannya mulai menurun. Ia tetap menjadi tokoh yang dihormati dan sering memberikan ceramah serta tulisan yang menginspirasi masyarakat. Hingga pada 17 Desember 1934 beliau wafat pada umur 52 tahun.Â
Karir dan PencapaianÂ
HOS Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh penting dalam pergerakan nasional Indonesia. Berikut karir dan pencapaiannya:
-
Pemimpin Sarekat Islam
Pada tahun 1912 nama Sarekat Dagang Islam diubah menjadi Sarekat Islam oleh HOS Tjokroaminoto dengan tujuan memperluas fokus organisasi dari perdagangan menjadi gerakan sosial dan politik yang lebih luas, serta untuk keanggotaan organisasi tidak hanya terbatas pada golongan pedagang juga terbuka bagi seluruh umat Islam di Indonesia. Sarekat Islam di Surabaya dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, dan di tahun 1914 beliau terpilih menjadi pemimpin Central Sarekat Islam pada kongres di Yogyakarta.Â
Pegawai Negeri
HOS Tjokroaminoto setelah lulus dari Opleiding School voor Inlandshe Ambtenaren (OSVIA) di Magelang tahun 1902, beliau menjadi juru tulis di Kepatihan Ngawi dalam kurun waktu 3 tahun, dari tahun 1903 hingga tahun 1905. Beliau mengundurkan diri karena merasakan ketidakpuasan terhadap sistem feodal yang berlaku. HOS Tjokroaminoto pindah ke Surabaya tahun 1907 dan bekerja di firma Inggris Kooy & Co bagian administrasi perusahaan dagang. Pada tahun 1907 hingga 1912, beliau mendapat pekerjaan di pabrik gula juga menulis artikel di Bintang Surabaya disela waktunya. Setelah itu, HOS Tjokroaminoto pindah bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang konsultasi teknik.Â
Guru dan Mentor
HOS Tjokroaminoto dikenal dengan sebagai "Guru Bangsa" bagi beberapa tokoh penting dalam sejarah, seperti Soekarno, Semaoen, Musso, dan Kartosoewirjo. Dalam perannya sebagai mentor beliau menggunakan metode pengajarannya yang inklusif dan inspiratif, hal ini membentuk pemikiran yang kritis. Beliau memberikan pengaruh yang besar pada pemikiran Soekarno yang saat itu tinggal di rumahnya selama masa studi di Surabaya, pemikiran tersebut yakni tentang nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan.Â
Kontribusinya Terhadap Pergerakan Islam di IndonesiaÂ
H.O.S Tjokroaminoto bersama dengan Haji Agus Salim mendirikan organisasi Haji Hindia. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk memberikan pandangan bagi umat Islam yang hendak melaksanakan ibadah haji. NV. Fajar Asia (1927) dan Majelis Ulama (1928) merupakan Sebuah lembaga yang didirikan untuk mendukung kegiatan umat Islam. Sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi bagi para penganut berbagai aliran dalam Islam, terutama untuk menyelesaikan perbedaan pendapat yang sering kali membesar-besarkan masalah furu' (cabang-cabang agama).