Mohon tunggu...
Zein Nikmatul
Zein Nikmatul Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagus Mana, Sekolah Pesantren atau Sekolah Negeri?

3 Oktober 2018   17:58 Diperbarui: 3 Oktober 2018   18:17 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sekolah pesantren tentu saja anak sudah pasti di ajarkan ilmu agama secara lengkap, namun juga tak ketinggalan pembelajaran umum. Namun di pesantren untuk pembelajaran umum tidak terlalu mendetail di sekolah negeri. Untuk sosialisasi pergaulan anak pesantren lebih terjaga karena laki-laki dan perempuan di pisah. 

Namun menurut saya untuk perkembangan anak sosialisasi anak ketika sudah besar agak kurang baik, karena tidak pernah besosialisasi dengan teman lawan jenis. Kemudian untuk masalah teknologi anak pesantren tidak mudah mengakses seperti di sekolah negeri, mengapa? Karena kebanyakan di sekolah pesantren itu dilarang untuk membawa ponsel atau laptop. Kecuali sekolah pesantren yang memperbolehkan membawa laptop atau handphone.

Solusi: jika anda sebagai orang tua memutuskan ingin menyekolahkan anak anda di sekolah pesantren anda harus siap untuk berada jauh dengan anak anda. Ketika anak pulang ke rumah dari pesantren ajak anak anda untuk mengetahui perkembangan teknologi dan ajak anak anda untuk bersosialisasi dengan teman lawan jenis. Namun kebanyakan orang tua yang memilih pendidikan pesantren lebih cenderung untuk mencegah anaknya bersosialisasi dengan lawan jenis.

Kita sebagai orang tua mau tidak mau harus memikirkan arah mana pendidikan yang terbaik untuk anak kita. Untuk memilih sekolah pesantren atau negeri itu pilihan masing-masing orang tua, semua ada kekurangan dan ada kelebihannya. 

Menurut saya semua tergantung bagaimana kita menyikapi dan mengatasi nya dengan benar, jika anak sekolah di sekolah pesantren atau negeri yang terbaik namun jika kita tidak mendidik dengan benar juga akan berdampak buruk pada anak. Maka pintar-pintar lah untuk menjadi orang tua. See you the next article..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun