Mohon tunggu...
Achmad Fatchur Rochman
Achmad Fatchur Rochman Mohon Tunggu... Mahasiswa

Penulis sejarah

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Petasan menyala rayakan kemenangan Idulfitri warga Tembokrejo Pasuruan

9 April 2025   19:36 Diperbarui: 9 April 2025   19:30 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok pribadi penulis 

Pagi hari Idulfitri, suasana di Desa Tembok Rejo terasa sangat ceria. Setelah selesai melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid, masyarakat mulai berkumpul di tengah jalan. Anak-anak dan remaja tampak bersemangat, membawa petasan yang siap dinyalakan. Suasana ini dipenuhi dengan harum bau makanan khas Idul Fitri seperti ketupat dan opor ayam, yang menambah keseruan acara. Tradisi menyalakan petasan pada hari Idul Fitri bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan bagian dari ekspresi kegembiraan dan rasa syukur atas berakhirnya bulan puasa. Meskipun ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa menyalakan petasan tidak disarankan dalam Islam karena dapat menimbulkan gangguan dan bahaya, namun di Desa Tembok Rejo, tradisi ini tetap dipertahankan sebagai bagian dari kebudayaan lokal yang telah berlangsung sejak dulu. Saat petasan mulai dinyalakan, suara ledakan yang keras menggema di sepanjang jalan. Anak-anak bersorak-sorai dengan gembira, sementara orang dewasa memperhatikan dengan teliti agar tidak terjadi kecelakaan. Aku sendiri merasa terhibur menyaksikan aksi-aksi berani anak-anak yang berlari-lari menghindari asap petasan. Meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang keamanan, masyarakat tetap menjaga agar acara berjalan dengan aman dan tertib. Meskipun menyalakan petasan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif seperti kebisingan dan potensi kecelakaan, tradisi ini tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Desa Tembok Rejo. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa acara ini dilaksanakan dengan hati-hati dan memperhatikan keselamatan semua orang yang terlibat. Dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya dari pemerintah setempat untuk mengurangi penggunaan petasan karena alasan keamanan dan lingkungan. Namun, di Desa Tembok Rejo, tradisi ini masih dipertahankan sebagai cara untuk merayakan kebahagiaan dan kebersamaan masyarakat. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun