Mohon tunggu...
Alvian Rifki
Alvian Rifki Mohon Tunggu... -

mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA jurusan KPI 2012\r\n\r\n\r\n\r\nalamat fb: https://www.facebook.com/alvian.r.hbbhbybk?ref=tn_tnmn\r\n \r\n\r\n alamat situs: http://alvianricie.blogspot.com/\r\n http://motivasibelajar.co.cc\r\n http://tentaralangitbrg.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Google Suatu Pengantar

8 April 2013   08:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku melihat waktu begitu cepat berlalu.  Semakin dekat beban-beban yang akan aku temui. Saat itu aku berusaha keluar darinya dimana Ujian Nasional di tuntut untuk bisa. Mulai waktu itu aku mencari cara untuk les dimana-mana namun tetap saja tak dapat memahaminya karena, setiap soal selalu berbeda lagi yang menyelesaikan. Begitulah aku bingung saat bertemu soal rumus mana yang harus aku terapkan.
Aku hafalkan rumus-rumus di malam hari namun keesokan harinyasaat TUC bertemu dengan soal tetap saja aku bingung dimana rumus-rumus itu diterapkan. Mati kutu aku terhadap soal yang ada. Dalam benak ku “harus bagaimana aku mengisi bila tak diisi aku tak tahu sampai mana kemampuan ku ini”. Detik-detik aku mulailah memikirkan cara menghitungnya dengan rumus semalam yang aku hafalkan dan aku tak tahu itu benar atau tidak. Begitu lama 1 soal Aku hitung dengan rumus ini itu namun tak ada yang sesuai dengan angka yang tercantum di pilihan jawaban. Akhirnya aku melingkari jawaban sesuai angka yang mendekati dari hasil hitungan tadi. Setelah beberapa hari melihat hasil pengumuman TUC ternyata hasilnya masih jauh dari jangkauan kelulusan.
Lalu lalang teman-teman melihat papan penguman kebetulan di sekitar situ aku melihat teman yang terkenal pintar sebut saja Mirwan.
“Wahai... Mirwan gimana hasil TUC kamu?” aku menyapa seraya bertanya.
“ya.. alhamdulillah sudah lulus tapi nilainya belum sampai yang aku harapkan” jawab Mirwan setelah menutup buku.
“wan..aku mau tahu kamu kalau belajar sendiri jam berapa?” tanyaku penuh keheranan.
“hm..ya kadang 21.30 kadang jam 3 pagi.. kamu sendiri gimana TUC nya yan?”
“hehehe..hasilku masih jauh dari jangkauan” jawabku tersipu malu.
Kemudian bel sekolah berdering semuanya kembali ke kelas masing-masing. Aku perhatikan semua yang diajarkan guru. Setelah beberapa jam di kelas waktu pulang pun menyambut. Bergegaslah aku kembali ke rumah. Sesampai di rumah aku sejenak istirahat sambil merenung. Tak terasa aku mulai terlelap hingga terbangun pukul 4 sore.
Aku keluar dari kamar untuk melakukan aktivitas ibadah, mandi dan makan. Ketika aku ingin kembali ke kamar tiba-tiba ibu menyahut ku.
“Sini yan bagaimana hasil TUC nya sudah keluar atau belum?” tanya ibu.
“Sudah bu.. hasilnya masih mengecewakan” jawabku menghelakan nafas.
“ya sudah kamu langsung belajar sana” ujar ibu menepuk bahu ku.
“Baik bu aku harus belajar lebih giat lagi” bergegas ke kamar ambil buku.
Begitu asiknya aku belajar sampai-sampai suara adzan maghrib yang mengehentikan. Seperti biasa seusai sholat maghrib aku mengaji hingga waktu isya’. Isya’ pun tiba aku bergegas melaksanakannya dan berdoa di beri ketenangan jiwa. Terlintas aku ingat jawaban Mirwan tadi dia belajarnya pukul 21.30. kebetulan fikiran aku sedang lelah aku pun tidur berharap bangun untuk belajar yang diterapkan oleh Mirwan. Walaupun aku sedikit telat setengah jam aku bangun wudhu kemudian belajar. Memang agak beda yang aku rasakan ketika belajar tengah malam. Sedikit ketenangan dan kesunyian membuat aku lebih mampu konsentrasi. Aku memahami kecerdasan yang dimiliki sendiri tak mampu aku pahami ku ulang hingga sepuluh kali.
Belajar tengah malam itu berlanjut tiap hari. Heranya aku lakukan itu kok nilai sampai TUC ke 6 kian lama semakin menurun dan belum pernah lulus. Mulai saat itulah aku intropeksi dalam benakku “belajar sudah aku lakukan. Kira-kira apa yang membuatku kurang dekat kepada Nya?”. Saat itu aku benar-benar sedang setres tak bisa tidur. Setelah beberapa lama terlintas dalam fikiranku tenyata solat ku sering terlambat karena dalam fikiran saya hanya “LULUS” sehingga sering belajar begitu padat sampai lupa waktu solat. Ku sadari semua itu, aku perbaiki solat ku. Saya rasa itu masih kurang untuk menebus kesalahanku.
Ku berusaha mencari amalan lain untuk lebih mendekatkanku pada Nya. Akhirnya aku bertanya pada diri dimanaaku mencari amalan itu. Terbiasa aku membaca artikel di internet. Dengan rasa penasaran itu aku pun mencarinya di google dengan mencari judul amalan  menenangkan jiwa. Kemudian aku menemukannya di alamat situs:
http://teroristlove.blogspot.com/2010/08/berbagi-amalan-ilmu-hikmah-para-wali.html. bacaan-bacaan yang ada aku amalkan. Setelah tujuh hari aku mulai merasakan ketenangan dan ketentraman, badan pun terasa ringan. Saat setengah tidur seperti terasa greges seolah ada energi yang merasuk dalam tubuhku. Entah kemana aku terbawa terasa dalam kegelapan menembus sinar yang indah, tak tahu apa yang menggerakan seluruh tubuh dan bibirku terlantun lafadz Allah yang begitu indah. Malam selanjutnya setengah tidur aku mendengarkan entah bisikan atau firman berbahasa arab entah siapa yang melantunkan. Aku tak memahami makna bahasa arab itu. Yang aku sayangkan aku seorang pelupa sehingga tak ingat lagi yang aku dengarkan waktu itu.
Ketika TUC ke 7 dan 8 sebelum mengerjakan aku membaca bacaan kunci penggunaan dengan penuh harap nilainya lebih baik. Setelah selama empat minggu menunggu hasilnya pun memang sedikit meningkat namun belum lulus. Kunci penggunaan itu juga aku gunakan ketika mengerjakan Ujian Nasional yang aku harapkan dalam doanya berapapun nilainya aku lulus yang di ridhoi Allah. Ketika banyak sekali yang tak bisa aku jawab ku pejamkan mata, aku satukan hati dan fikiran untuk fokus jawaban mana yang harus aku pilih. Terlintas jawaban-jawaban itu dalam benakku kemudian aku lingkari ke lembar jawab. saat itu hati ku benar-benar tenang rasa kehawatiran seolah hilang. Setelah setengah bulanan aku datang ke sekolah untuk mengetahui pengumuman. Benar-benar senang yang mungkin semua orang mengira aku tak bisa lulus ternyata aku lulus  walau nilainya nyaris tak lulus. Alhamdulillah Allah masih memberi kesempatan untuk bahagia bersama teman yang lainnya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun