Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Kenapa Harus Bule?" (2018)

16 Desember 2018   16:12 Diperbarui: 14 Februari 2019   18:24 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.rizapahlevi.com)

Pipin (Putri Ayudya) sangat terobsesi untuk menikah dengan bule, baginya itu merupakan peluang baginya untuk memperbaiki status sosial, ekonomi, plus keturunan. Sayangnya berkali-kali hubungannya dengan pria bule selalu berakhir dengan kekecewaan karena setiap bule yang ia temui selalu meminta hubungan intim sebelum menikah.

Merasa peluangnya untuk mendapatkan pria bule impiannya di kota Jakarta semakin menipis Pipin memutuskan untuk hengkang ke Bali kebetulan disana ada Arik (Michael Kho) sahabatnya sejak kecil. Dengan sejumlah impian dan rencana baru untuk menemukan pria bule di kota Bali Pipin kemudian dikenalkan oleh Arik ke Ben (Natalius Chendana) yang menurut info Arik seorang bule blasteran Australia-Indonesia, pada saat bersamaan pula Pipin berkenalan dengan Gianfranco (Cornelio Sunny) bule asal Italia yang cukup membuat Pipin kagum. 

Ternyata harapan tidak sejalan dengan kenyataan buat Pipin, identitas asli Ben cukup membuat Pipin terkejut begitu pula dengan perilaku dan sifat Gianfranco sangat bertentangan dengan apa yang Pipin harapkan. Dalam kondisi putus asa Pipin dihadapkan pada pilihan apakah harus menikah atau tidak, dan kalaupun harus menikah apakah tetap pada impiannya mencari cinta dari pria bule atau mencoba membuka hatinya pada pria lokal.

Putri Ayudya dan Cornelio Sunny (sumber: www.cinejour.com)
Putri Ayudya dan Cornelio Sunny (sumber: www.cinejour.com)
Saya harus akui film ini banyak mengangkat isu-isu yang berkembang di kalangan kaum urban kota modern mulai dari pilihan untuk tidak menikah, LGBT, dan tentu saja pernikahan dengan pria bule/asing. Semua hal tersebut mampu dikemas dengan baik oleh sutradara sekaligus penulis skenario Andri Chung ke dalam rentetan dialog yang ringan, kocak, namun penuh sindiran, sayangnya eksplorasi ceritanya masih kurang dalam sehingga konflik antar karakter dan permainan emosi yang melingkupi cerita tidak tersampaikan secara utuh bahkan endingnya sendiri terkesan dipaksakan untuk mengakhiri cerita.

Putri Ayudya dan Michael Kho memberikan penampilan yang menghibur, Putri Ayudya mampu menghidupkan karakter Pipin yang terobsesi pada pria bule namun susah berkompromi dengan keadaan meskipun tidak terlalu istimewa namun setidaknya bisa menggambarkan kegalauan wanita modern yang terlalu kuat memegang prinsip, 

Michael Kho juga berhasil mengimbangi performa akting Putri Ayudya sebagai Arik sahabat Pipin yang ceria, tulus, dengan pandangan hidup yang berbeda dari kebanyakan orang. Malah chemistry Putri Ayudya dan Michael Kho sebagai sahabat lebih terasa dibanding chemistry Putri Ayudya dan Cornelio Sunny serta Natalius Chendana yang menjadi love interestnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun