Mohon tunggu...
119_Elsa Nurul safnas
119_Elsa Nurul safnas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/belum lulus/belum tercapai/universitas muhammadiyah malang

membahagiakan orang tua adalah impian terbesar saya/nonton konten komedi/mudah pesimis untuk hal sudah di coba namun gagal/konten komedi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammadiyah sebagai Gerakan Pendidikan Islam

7 Desember 2022   17:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   17:35 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah lulus dari pendidikan dasar di suatu madrasah bidang nahwu, fiqh dan tafsir di Yogyakarta, ia kemudian berangkat ke Mekah pada tahun 1890 dan belajar di sana selama 1 tahun. Salah satu gurunya ialah Syekh Ahmad Khatib. Ia kembali mengunjungi Mekah dan kemudian menetap disana selama 2 tahun sekitar tahun 1903. Ketika pula dari Mekah yang pertama ia lakukan adalah mengganti namanya dengan Haji Ahmad Dahlan.

Selepas ayahnya wafat, Ia menggantikan posisi ayahnya dan diangkat oleh Sri Sultan menjadi khatib masjid besar Kauman Yogyakarta dan diberi gelar khatib Amin. Disamping jabatannya, Ia menyebarluaskan agama Islam sejauh mungkin.

Kemudian ia menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya pada tahun 1903. Setelah kembali dari haji yang kedua, ia medapatkan panggilan Kyai di masyarakat. Selepas dari itu ia terkenal di mana-mana dengan nama K.H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah seorang Kyai yang senantiasa menambah ilmu dan pengalamannya, dimana ada kesempatan, sekaligus menambah atau menggabungkan ilmu yang telah diperolehnya. Kyai Haji Ahmad Dahlan melaksanakan pembaharuan dalam bidang pendidikan dilatbelakangi oleh keprihatinan terhadap masih rendahnya ilmu umat Islam. 

Menurut kyai Ahmad Dahlan lembaga pendidikan Islam harus ditingkatkan dengan sistem dan metode yang lebih baik. Model pembelajaran yang selama ini diterapkan di pesantren yaitu model bandongan dan sorogan perlu diganti dengan model pembelajaran klasik, sehingga sasaran dan tujuan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan terukur (Syakirman. 2001).

Kyai Haji Ahmad Dahlan menjadikan al Qur'an dan al Hadist sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Sehingga tujuan pendidikan baik secara Vertikal maupun horizontal bisa terkonsep secara ideal. Menurut tujuannya dari pendidikan adalah pembentukan harus mampu menghasilkan ulama dan mampu menghasilkan ulama dan cendekiawan yang bertaqwa terhadap Tuhan dan berguna bagi masyarakat.

K.H. Ahmad Dahlan kemudian menggabungkan sisi positif pendidikan menggbungkan sisi positif pendidikan Barat dengan pendidikan pesantren untuk diterapkan di dalam pendidikan Islam. Langkah Kyai Haji Ahmad Dahlan I ni merupakan pembaharuan di dalam pendidikan Islam yang mengajar ilmu agama dan tidak memamakai sistem ajar mengajae di kelas sejauh ini. 

Salah satu si ayat dalam AL Quran yang menghimbau kepada penganut Islam untuk memperhatikan anak yatim dan fakir miskin yaitu Surat Al Maun. Materi pelajaran tidak hanya pengetahuan agama saja tetapi lengkap dengan materi ilmu pengetahuan umum (Nasir, 1994). Langkah yang dipilih Kyai Haji Ahmad Dahlan awalnya memicu banyak yang menganggap model pendidikan tersebut sebagai acuan pendidikan orang kafir. 

Namun hal tersebut tidak menyurutkan bukan generasi yang mengami "split personality" (Syakirman, 2001). Peran aktif Muhammadiyah dalam dunia pendidik pada masa itu adalah sebagai wujud amal salih. Kyai Haji Ahmad Dahlan mampu menawarkan model pendidikan baru sebagai pembaharuan (ashlah) dari pendidikan konvensional sekolah Belanda dan pesantren

Pendidikan Muhammadiyah juga sanggup melahirkan generasi baru yang lebih sempurna dibandingkan dengan alumni pesantren dan sekolah Belanda. Jika dalam pembaharuan dan amal shalih yang mendasari aktifitasnya. Muhammadiyah pun mendirikan sekolah umum model pemerintah seperti Kweekschool (sekolah guru) tetapi tidak netral agama. 

Dengan predikat Muhammadiyah sebagai membaharuan, Muhammadiyah menyusun kurikulum pengajaran di sekolah-sekolahnya mendekati rencana pelajaran sekolah-sekolah pemerintah. Pada pusatnya pendidikan Muhammadiyag disiplin-disiplin sekuler (ilmu umum) diajarkan, walaupun ia mendasarkan sekolahhnya pada masalah-masalah agama. Tampaknya pemisahan antara dua disiplin ilmu itu dinyatakan dengan tegas dalam kurikulum. Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan telah merumuskan visi dan misinya yang sudah jelas, sehingga dapat melahirkan gerakan yang terarah dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan secara bersama. 

Sebagai sebuah gerakan, dalam perjalannya Muhammadiyah melaksanakan usaha dan kegiatannya dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat di Indonesia (Hamdan,2009).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun