Mohon tunggu...
Armita Sofani
Armita Sofani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Inspirasi dari Ibuku

16 April 2018   10:05 Diperbarui: 16 April 2018   10:37 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditanggal 10 desember, beliau lahir dikota padang sidimpuan, dikota kecil bernama tapanuli, beliau bernama misnah, beliau adalah anak yang benar- benar menyukai pendidikan dan ingin sekali menjadi guru, beliau lahir dengan 3 bersaudara, kakak laki-laki dan kakak perempuan, ibuku adalah anak terahir, beliau memiliki ayah yang sangat suka berkerja keras, ayah beliau selalu ingin membuat anak- anaknya bahagia.

Saat itu beliau masih  berumur 10 tahun tapi sayang disaat itu ibu dari beliau meninggal karena melahirkan, beliau ditinggalkan oleh ibunya disaat beliau masih sangat belia, tanpa ibu beliau belajar memasak dan melakukan pekerjaan rumah diajari oleh tetangga- tetangga didekat rumah sampai aKhirnya, 

Bapak dari beliau menikah lagi dengan seorang wanita dari kota. walau sekarang sudah memiliki ibu dan itu ibu tiri, beliau tidak dapat kasih sayang karena ibu tiri beliau sangat galak dan suka sekali menyiksa kakak perempuannya sampai ahirnya, kakak perempuan beliau mengidam penyakit ayan yang membuatnya meninggal disaat sedang ingin membuang air besar diselokan.

Kakak beliau meninggal dihadapan beliau dengan kejang- kejang beliau mencari pertolongan agar bisa menolong kakak beliau, tapi apa daya kakak beliau pun sudah tiada, sampai ahirnya ayah beliau tau kalau anaknya meninggal karena sering disiksa mental fisik, dan ahirnya ayah beliau menceraikan ibu tiri kejam itu. 

Beliau juga menceritakan bahwa saat tidur dia pernah diangkat dan dimasukan dikandang ayam, disaat telat tidur pun dia sering disiram dengan air, makan pun harus masak sendiri. Semenjak ayah beliau bercerai, beliau berusaha untuk tidak membuat ayahnya marah, kadang beliau ikut dikebun saat ayah beliau membelah kayu, beliau bercerita, kadang dia menangis saat melihat cucuran air keringat. Beliau pun ingin membuat ayahnya bahagia. 

Saat beliau beranjak SMA, beliau selalu berusaha mencari uang sendiri untuk uang jajan serta untuk membayar sekolah sendiri dengan mengelesi anak- anak dikampungnya. kata beliau dia mendapatkan uang 700 rupiah. 

Saat itu sangat banyak dan lumayan untuk beliau sehari- hari. Saat itu beliau juga menemukan cinta sejatinya, seseorang laki- laki dari jawa yang selalu memberikan siulan disaat dia lewat didepankos-an, maklum saja laki- laki itu berkerja didekat rumahnya. Semenjak itu beliau berhubungan dengan lelaki itu dan ahirnya ketika lulus beliau menikah. Beliau ingin sekali menjadi guru disaat dia menikah dia belum bisa mewujutkan impian itu, sampai ahirnya beliau meiliki anak yang bernama rini febriani, 4 tahun kemudia lahirlah saya armita sofani di tanggal 11 maret 1996. 

Setelah umurku 5 tahun beliau pindah kejawa,kami pun sering berpindah- pindah dan ahirnya stay didesa banjaran kecamatan bangsri kabupaten jepara. Di saat itu kehidupan kami mulai sedikit baik dari sebelumnya. sudah memiliki rumah sendiri dan kendaraan sendiri, dan alhamdullilah serba kecukupan. 

Beliau yang aku bicarakan adalah ibuku sendiri, laki- laki yang menikah dengan ibuku adalah ayahku juga, ibuku selalu menasehatiku bahwa kehidupanmu sekarang lebih beruntung dikelilingi 2 keluarga yang masih hidup dan ibuku tidak ingin memperlakukanku dengan keras karena dia tahu bahwa kalau dia pernah merindukan kasih sayang seorang ibu kandung.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun