Mohon tunggu...
Dina Wulandari
Dina Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya

Memiliki ketertarikan pada bidang Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengaruh Ekspansi Digital Payment terhadap Inklusi Keuangan di Indonesia 2025

12 Mei 2025   22:00 Diperbarui: 19 Mei 2025   17:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transaksi pembayaran digital di Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 2025 yang membawa dampak signifikan terhadap inklusi keuangan nasional. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa volume transaksi pembayaran digital melalui berbagai kanal, termasuk QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) tumbuh sangat tinggi dan mendorong akses layanan keuangan yang lebih luas bagi masyarakat.

Menurut data BI, jumlah transaksi pembayaran digital pada Februari 2025 mencapai 3,38 miliar transaksi dan tumbuh sebesar 31,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Terutama QRIS, volume transaksinya melonjak sebesar 163,32% yoy yang didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant yang semakin banyak mengadopsi sistem pembayaran ini.

Nilai transaksi pembayaran digital diproyeksikan naik dari dari Rp2.491,68 triliun pada 2024 menjadi Rp2.908,59 pada 2025 yang berarti meningkat sekitar 16,73%. Pertumbuhan ini didorong oleh perubahan perilaku masyarakat yang semakin memilih pembayaran digital dibandingkan metode tunai atau kunjungan ke kantor bank.

Ekspansi digital payment dan QRIS berperan penting dalam meningkatkan inklusi keuangan, khusunya bagi masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan perbankan konvensional. Dengan QRIS, pedagang kecil dan UMKM dapat menerima pembayaran digital tanpa perlu investasi mahal pada perangkat keras khusus. Hal ini membuka peluang ekonomi baru dan memperluas akses ke sistem keuangan formal.

Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang dicanangkan BI juga menegaskan pentingnya sistem pembayaran digital yang terintegrasi dan inklusif. Tujuannya adalah mempercepat digitalisasi ekonomi sekaligus memastikan keamanan dan kemudahan akses bagi seluruh lapisan masyarakat.

Selain pertumbuhan transaksi, infrastruktur pendukung seperti BI-FAST dan BI-RTGS juga menunjukkan peningkatan signifikan. Volume transaksi ritel melalui BI-FAST tumbuh 62,4% yoy dengan nilai mencapai Rp8,9 triliun pada 2024 sementara BI-RTGS mencatat peningkatan transaksi nilai besar sebesar 17,6% yoy. Peningkatan infrastruktur ini memperkuat keandalan sistem pembayaran digital sehingga masyarakat dan pelaku usaha semakin percaya dan nyaman menggunakan layanan digital.

Meski pertumbuhan sangat positif, tantangan seperti literasi digital, keamanan siber, dan pemerataan akses internet masih perlu mendapat perhatian. Pemerintah dan pelaku industri terus berupaya mengatasi hambatan ini agar inklusi keuangan dapat tercapai secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Dengan semakin banyaknya pengguna dan merchant yang mengadopsi QRIS dan digital payment, diperkirakan pada 2025 akan ada lebih dari 70 juta pengguna layanan keuangan digital di Indonesia dengan total transaksi mencapai USD 50 miliar.

Ekspansi pembayaran digital dan QRIS secara signifikan mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Pertumbuhan transaksi yang pesat serta didukung oleh infrastruktur yang kuat dan kebijakan yang inklusif akan membuka akses layanan keuangan bagi masyarakat luas, termasuk segmen yang selama ini kurang terlayani. Langkah ini menjadi fondasi penting bagi percepatan digitalisasi ekonomi dan pemerataan kesejahteraan di Indonesia pada 2025 dan seterusnya.

Oleh: Dina Dwi Wulandari (24081324089)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun