Mohon tunggu...
bravitaputri
bravitaputri Mohon Tunggu... mahasiswa aktif S1 Bimbingan dan Konseling

halo! saya marupakan pemula di dunia blogging. banyak membuat blog untuk kepentingan penyelesaian tugas

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tak lagi Alami "Exited Sendirian" Pahami Komunikasi Interpersonal dalam Menjalin Hubungan Romantis

7 Januari 2025   08:47 Diperbarui: 7 Januari 2025   08:47 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tak Lagi Alami "Exited Sendirian" Pahami Komunikasi Interpersonal dalam Menjalin Hubungan Romantis!

Saat ini, kisah romansa muda mudi Gen Z banyak menjumpai fenomena dengan istilah exited sendirian di ujung hubungan. Menurut (Isnanto,2023) kata "exited"  sendiri jika diterjemahakan, artinya bersemangat. Google juga memberi penjelasan bahwa excited berarti sangat antusias atau sangat ingin. Arti lainnya adalah tertarik, gembira.Dalam situs Collins Dictionary, dijelaskan bahwa jika Anda excited, Anda akan bahagia dan tidak bisa santai karena Anda memikirkan hal baik yang akan terjadi pada Anda. Makna tunggal dari kata exited memang bermakna positif yang mengggambarkan rasa tertarik, gembira, dan bersemangat.

Berbicara pada konteks exited sendirian adalah sebuah konsep yang mengacu pada ending negatif dalam suatu hubungan. Konteks ini mengacu pada rasa kegembiraan, dan bersemangat yang hanya di alami oleh satu pihak saja dalam hubungan. Sedangkan, pihak lainya tidak merasakan hal yang serupa sehingga hubungan tidak dapat berjalan ke langkah berikutnya. Situasi exited sendirian ini umunya di  jumpai pada masa PDKT atau pendekatan asmara.

Salah satu faktor penyebab dari fenomena exited sendirian ini tidak jauh dari proses komunikasi yang dibangun atau dilakukan oleh dua oarang yang terlibat atau disebut sebagai komunikasi interpersonal. Dalam (Afrilia at al, 2020) komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara dua orang yang mengalami tahap interaksi atau relasi tertentu mulai dari tingkatan akrab sampai tingkat perpisahan atau dan berulang kembali terus-menerus. Tujuan dari komunikasi interpersonal untuk memelihara hubungan dengan orang lain mengelola keintiman dan kedekatan.

Hubungan antar individu yang mengalami fenomena exited sendirian terjadi karena antara kedua pihak tidak menjumpai kesamaan perasaan, pikiran, ataupun pendapat. Atau juga dapat terjadi jika salah satu dari pihak memperlakukan lawan bicara dengan kurang baik sehingga akan menimbulkan kekacauan dan hubungan tidak dapat berjalan atau berakhir.

Komunikasi interpersonal dapat menjadi kemampuan yang perlu dikembangkan. Menurut Hidayat (2012) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam hidupnya. Keterampilan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan agar kualitas hubungan yang terjalin dengan siswa lain menjadi lebih baik. Melalui komunikasi interpersonal individu dapat berinteraksi, mengenal individu lain dan mengungkapkan perasaannya.

Menurut Devito dalam (Kurniawan, 2021) menjelaskan karakteristik ciri komunikasi interpersonal adalah mereka juga mampu membina, memelihara, memperbaiki, bahkan merusak suatu hubungan. Komunikasi interpersonal sangat penting. terutama ketika melakukan aktivitas dalam situasi yang formal contohnya proses pembelajaran diperkuliahan antara dosen sama mahasiswa, dunia kerja, dll. Komunikasi interpersonal dibentuk dari konsep diri yang baik, sehingga dengan konsep diri yang baik dan komunikasi interpersonal yang baik itulah menyebabkan seorang mahasiswa siap menampilkan potensi dan kelebihan dari dirinya pribadi.

Ini berarti untuk melakukan komunikasi interpersonal dalam membangun hubungan diperlukan adanya kesadaaran akan pentingnya kemampuan yang harus dikuasai. Perpaduan antara adanya kemampuan komunikasi yang dikuasai dengan hasil output bahwa lawan bicara merasa nyaman, dihargai, dan diterima kehadirannya akan menjadi kunci dari keberhasilan terbentuknya hubungan, baik hubungan formal hingga hubungan non formal khususnya asmara.

Lalu bagaimana kita dapat mengupgrade kemampuan komunikasi interpersonal kita? Agar komunikasi interpersonal berlangsung dengan efektif maka ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh para pelaku komunikasi interpersonal yakni: (1) keterbukaan; (2) perilaku positif; (3) empati; (4) perilaku suportif; (5) kesetaraan. Jopseph, dalam ( Inah, at al 2016). Berikut penjelasan mendalam terkait ke lima aspek yang perlu di garis bawahi dalam komunikasi interpersonal:

(1) keterbukaan merupakan aspek fundamental dalam komunikasi antarpribadi. Keterbukaan mengacu pada kemampuan individu untuk berbagi pikiran, perasaan, dan informasi secara jujur dan transparan. Orang yang terbuka memberikan ruang bagi orang lain untuk juga terbuka, sehingga mendorong percakapan dan pemahaman yang lebih dalam. Keterbukaan juga membantu mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kepercayaan antar pihak.

(2) perilaku positif berdampak besar dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang nyaman. Sikap positif seperti memberi pujian, menunjukkan rasa hormat, dan bersikap optimis dapat meningkatkan motivasi dan kenyamanan dalam berkomunikasi. Perilaku positif tidak hanya membuat interaksi menjadi lebih menyenangkan, perlu di garis bawahi bahwasannya juga terdapat batasan dalam memberikan pujian atau bersiap optimis. Karena juga harus dipertimbangkan bahwa hubungan yang bertujuan untuk menjalin asmara terutama dengan orang baru yang belum dikenal, perilaku positif berlebihan rentan mendapat stigma ilfeel bahkan dihindari oleh sebagian orang.

(3) empati adalah kemampuan memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain. Dalam komunikasi interpersonal, empati memungkinkan kita melihat situasi dari sudut pandang orang lain, memungkinkan kita merespons dengan lebih tepat dan sensitif. Dengan menunjukkan empati, Anda dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih dalam serta menciptakan ikatan emosional yang positif.

(4) perilaku suportif meliputi perilaku yang menunjukkan dukungan dan bantuan kepada orang lain. Dalam konteks kekinian dikenal sebagai support sistem, perilaku ini mencakup mendengarkan dengan cermat, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan menawarkan bantuan bila diperlukan. Perilaku suportif menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dimana individu merasa dihargai dan didengarkan. Dalam hubungan asmara biasanya akan berupa sifat bergantung atau manja kepada pasangan

(5) kesetaraan dalam komunikasi interpersonal sangat penting untuk memastikan bahwa setiap individu merasa memiliki suara yang setara. Kesetaraan berarti menghormati pendapat dan kontribusi setiap orang, tanpa memandang status atau latar belakang. Dengan menciptakan suasana kesetaraan, individu lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam komunikasi. Namun, tidak dapat di pungkiri di Indonesia mungkin kesetaraan dalam membangun hubungan asmara dapat juga dipengaruhi oleh faktor budaya. Misalnya budaya kasta di masyarakat bali, maupun kesetaraan dalam pertukaran mahar oleh suku atau etnis tertentu. Jika mendapati penolakan keras di tengah proses pendekatan hubungan hingga tidak memiliki jalan keluar sebaiknya tidak dilakukan perlawanan yang berarti.

Itulah beberapa penjelasan berkaitan dengan pencegahan situasi "exited sendirian" dalam menjalin hubungan asmara. Jika upaya meningkatkan komunikasi interpersonal telah berusaha di lakukan namun kedua belah pihak belum menemukan kesamaan rasa diatas komunikasi yang berkualitas maka jangan berputus asa. Kesempatan untuk menjalin hubungan dengan orang baru atau penggunaan skill komunikasi interpersonal dilinkungan formal seperti setting pekerjaan ataupun pendidikan juga akan memberikan dampak positif kepada diri maupun karir yang anda tempuh.

Daftar Rujukan

Isnanto Bayu Ardi. 2023. DetikEdu. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6656411/excited-artinya-apa-ini-penjelasan-contoh-dan-bedanya-dengan-exciting.

Afrilia,A.M &. Afrina,A.S. 2020. Buku Ajar Komunikasi Interpersonal

Hidayat, D. (2012). Komunikasi antarpribadi dan medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kurniawan, M.R., at al. 2021. Hubungan Antara Konsep Diri Kepercayaan Diri dengan Kemampuan Komunikasi Interpersonal dalam Proses Pembelajaran pada Mahasiswa

Inah, E.N & Trihapsari M., 2016 POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH TRIDANA MULYA KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun